Selasa, 28 Maret 2023

KBMN 28-RESUME 17-TIPS MENULIS PUISI

 TIPS MENULIS PUISI











Gelombang     : 28

Resume           : 17

Hari,Tanggal   : Rabu, 15 Februari 2023

Tema               : Menulis Puisi

Judul               : Tips Belajar Menulis Puisi

Narasumber     : Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd

Moderator       : Sim Chung Wei, SP


Malam ini pelatihan menulis di KBMN Gelombang 17 menghadirkan narasumber Ibu Hj. E. Hasanah, M.Pd dan moderator Bapak Sim Chung Wei, SP. Materi mala mini tentang Menulis Puisi.

Ibu Dr. Hj. E Hasanah, M.Pd atau lebih akrab dipanggil Bunda Hasanah telah berkiprah di dunia pendidikan sebagai guru di MAN Cibadak sejak 1994-2015, pendiri Yayasan Pendidikan Halima AL Azhar (kursus, kober, dan TK Halima Bojonggenteng di tahun 2002 sampai sekarang), sebagai Pengawas Madrasah Aliyah di Kankemenag Sukabumi (2015-sekarang) serta staf pengajar di STAI Kharisma Cicurug. Untuk mengenal lebih dekat mari kita simak profil beliau : https://hasanahhalima.blogspot.com/2023/02/profil-e-hasanah.html.

Menulis puisi itu memang mengasyikkan karena kita dapat mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dalam bentuk sebuah tulisan yang bermakna. Menulis puisi juga sebagai luapan emosi pelepas penat dalam diri. Dengan pilihan kata diksi yang indah membuat pembaca ikut hanyut dalam suasana sang pencipta puisi. Kemampuan menulis ada dalam setiap orang namun perlu selalu dikembangkan agar menarik dan enak dibaca. Tak sedikit puisi yang abadi sepanjang masa seperti puisi Chairil Anwar dan sastrawan lainnya.

Dalam pemaparan materinya Bunda Hasanah menyampaikan bahwa menurut KBBI puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan baris. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Puisi disebut juga sajak. Menurut H.B. Jassin puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.


Macam-macam puisi yang populer sampai saat ini, antara lain :

1.   Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik.

2.   Puisi berpola adalah puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajar genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain.

3.   Puisi dramatik adalah puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang.

4.   Puisi lama adalah puisi yang  belum dipengaruhi oleh puisi barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal.

5.   Puisi  mbeling adalah sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang, sajak main-main.

 Untuk menulis puisi kita harus mengetahui strukturnya terlebih dahulu.

Struktur fisik puisi antara lain :

1.   Berbentuk baris-bait

2.   Pemilihan kata (diksi) indah dan memiliki kekuatan makna

3.   Menggunakan majas atau bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyiar

4.   Persamaan bunyi (rima) di baris/ akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi

Dari berbagai macam puisi tersebut di atas maka puisi dibedakan menjadi 2 yaitu puisi lama dan puisi baru.

Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan (rima), banyak suku kata di tiap baris.

Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Ciri-ciri puisi lama:

1.   Tidak diketahui nama pengarangnya

2.   Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan

3.   Sangat terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait

Jenis puisi lama:

1. Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

Contoh: mantra untuk mengobati orang dari makhluk halus

Sihir lontar pinang lontar

Terletak diujung bumi

Setan buta jembalang buta

Aku sapa tidak berbunyi

 

2. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi

Contoh : pantun nasihat

Sungguh elok emas permata

Lagi elok intan baiduri

Sungguh elok budi bahasa

Jika dihias akhlak terpuji

 

4. Taibun yaitu pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6, 8, atau 10 baris

Contoh :

Anak orang di padang tarap

Pergi berjalan ke kebun bunga

Hendak ke pekan hari setiap senja

Di sana sirih kami kerekap

Meskipun daunnya berupa

Namun rasanya berlain juga


Ciri-ciri puisi baru:

1. Memiliki bentuk yang rapih dan simetris (sama)

2. Persajakan akhir yang teratur

3. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain.

4. Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)

Jenis-jenis puisi baru:

1.   Balada yaitu puisi berisi kisah/ cerita

2.   Himne adalah puisi pujaan untuk menghormati tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air

3.   Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu

4.   Epigram yaitu puisi yang berisi tuntunan/ ajaran hidup

5.   Romansa adalah puisi yang berisi luapan cinta kasih

6.   Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/ kesedihan

7.   Satire yaitu puisi yang berisi sindiran/ kritik


Dari materi dan praktik membuat puisi menjadikan penulis lebih peka terhadap instuisi, mengolah kata yang teratur dan indah, serta melengkapi tulisan bertambah banyak, baik tulisan fiksi maupun non fiksi. 

Selanjutnya Penjelasan dalam sesi tanya jawab:

1. Cara menulis puisi yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah-kaidah, harus memperhatikan diksi, Rima, irama, larik, bait dan lainnya. Serta disesuaikan dengan jenisnya

Pantun itu jenis puisi lama.

Membuat puisi agar terdengar lebih tersentuh dengan cara mencari istilah/kata kiasan itu dengan banyak membaca dan bisa buka kamus diksi.

 2. Dalam struktur fisik puisi (unsur wujud puisi disebutkan salah satu point yaitu tentang diksi. Cara untuk memilih kata-kata indah dan memiliki kekuatan makna adalah bahwa diksi itu pilihan kata-kata yang akan kita gunakan dalam puisi, hasil pemilihan secara cermat dengan pertimbangan makna, susunan bunyi, ataupun hubungan kata itu dgn kata2 lainnya dalam larik atau bait.

3.  Pantun:

Ada tamu bernama Pak Kasim,

Makan bersam adengan rendang,

Selamat malam Koko Sim,

Perkenalkan saya Elok Dewi dari Padang.

 

Hari ini begitu gerah,

Lalu Ayah melepaskan dasi,

Senang belajar bersama bunda E Hasanah,

Jangonya menulis dan berpuisi.


Langkah atau cara kita biar puisi kita penuh dengan diksi dan majas.

1) kumpulkan dulu diksinya,

2) bisa dengan membuka kamus diksi

3) perhatikan irama atau bunyi diksinya,

4) bisa dengan memilih kata yang sulit dipahami pembaca

5. mencari kata dengan mengacu pada sumber terpercaya dan baku

6. carilah diksi yang sering digunakan penyair, terus mengembangkan puisinya.


Terakhir moderator mengucapkan terimakasih banyak kepada Bunda Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd atas paparan materi membuat puisi, serta motivasinya yang luar biasa bagi penulis pemula, semoga menjadi amal jariyah untuk beliau. Tak lupa kita berdo’a semoga kita semua selalu bersemangat untuk menulis apapun setiap hari dan merasakan keajaiban datang, menghasilkan karya dan bisa menginspirasi orang banyak. 




Senin, 27 Maret 2023

KBMN 28-RESUME 16-TIPS MENULIS BUKU CERITA DIGITAL

 TIPS MENULIS BUKU CERITA DIGITAL




















Gelombang     :  28

Pertemuan       : 16

Hari,Tanggal   : 13 Februari 2023

Tema               : Menulis Buku Cerita Digital

Judul               : Tips Menulis Buku Cerita Digital

Narasumber     : Nur Dwi Yanti, S.Pd

Moderator       : Dail Ma’ruf, S.Pd

Malam ini pertemuan ke-16 di pelatihan KBMN 28. Materi malam ini sangat bagus dan sangat sesuai dengan perkembangan serta kebutuhan era digital yaitu “Menulis Buku Cerita Digital.” Materi malam ini disampaikan oleh narasumber Ibu Nur Dwi Yanti, S.Pd yang lebih akrab dipanggil Bu NDY dengan moderator Bapak Dail Ma’ruf, M.Pd.

Ibu NDY adalah seorang guru SDN 03 Muncul Tangerang Selatan.

Beliau juga sebagai CGP angkatan 6 dan berbagai prestasi yang luar biasa. antara lain:
Juara 1 Karya Tulis Ilmiah Guru SD Tingkat Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
Juara 1 Karya Tulis Ilmiah Guru SD Tingkat Kota Tangerang Selatan Tahun 2017
Juara 2 Guru Berprestasi Tingkat Kota Tangerang Selatan 2019
Selanjut Profil beliau lebih lengkap berada pada link berikut: https://sites.google.com/guru.sd.belajar.id/nurdwiyanti/profil/pengembangan-diri

Moderator Bapak Dail Ma'ruf, M.Pd., adalah sosok guru pembelajar, motivator, penulis buku dan artikel, mengawali sebagai penulis blogger dari nol, istiqomah, ulet, tak kenal lelah, mampu menghasilkan 50 buku dalam waktu singkat, berani keluar dari zona nyaman, dari seorang guru menjadi Ketua Yayasan Semesta Alam Madani (Yasalam) kota Serang, membangun sekolah rintisan di lahan seluas 8.000 m2 dengan progress membanggakan.

Di era Digital 5.0, semua konsep masyarakat  berpusat dan berbasis pada teknologi. Kecakapan berteknologi digital memegang peran utama di segala bidang tak terkecuali literasi. Perkembangan literasi salah satunya adalah pergeseran paper ke digital.


“Mari menantang diri sendiri untuk lebih Percaya Diri

Dalam mengaplikasikan buku secara digital,
Jangan pernah takut & bimbang untuk bisa mengkonversi diri,
Carilah teman/siswa untuk diajak kerjasama
Lakukan kolaborasi dalam mewujudkan digitalisasi”
“Membaca buku yang biasanya hanya dapat disimak melalui media kertas
Mari sekarang beralih menjadi digital”

Pengertian Buku Digital 

Buku digital adalah salah satu jenis buku/bacaan yang hadir dalam bentuk softfile atau elektronik yang bisa dibaca menggunakan perangkat digital (smartphone, komputer. tablet/laptop). Meskipun berbentuk softcopy tetapi tampilannya seperti buku fisik pada umumnya. 

Format elektronik
Buku digital pada dasarnya bervariasi, ada format HTML, PDF, TXT, dan lain sebagainya tetapi yang biasa kita temui adalah PDF. Buku digital disebut juga dengan e-book. Ebook adalah  buku terbitan yang disediakan dalam bentuk digital; terdiri dari teks dan gambar yang dibaca di layar komputer, laptop, atau perangkat elektronik lainnya

 

Fungsi dan manfaat buku digital
1. media untuk menuangkan ide bagi penulis dan sebagai jendela dunia
2. menawarkan banyak pesan dan informasi kepada pembacanya
3. pembawa informasi, namun tidak bisa secara langsung menjadi sarana pengajaran.
4. sebagai alternatif media pembelajaran, tetapi harus mengunakan gaget, alat listrik
5. media berbagi informasi, gambar gambar bisa memudahkan kita untuk mengakses
6. cara belajar yang menarik dan interaktif 

7. melindungi informasi yang disampaikan, ketika menggunakan buku yang berbasis kertas cara menyimpananya agak susah, ternyata dengan menggunakan buku digital lebih terjaga

8. mempermudah memahami materi ajar, dan bisa menyampaikan secara langsung

9. sesuai dengan perkembangan zaman

 Tujuan dibuatnya buku digital:

1.   Memberikan kesempatan bagi pembuat konten untuk berbagi informasi dengan mudah, dengan cara yang menarik dan interaksi

2.   Melindungi informasi yang disampaikan

3.   Mempermudah proses mamahami

 Efisiensi Buku Digital

1. Praktis, bisa dengan mudah disimpan di smartphone, flashdisk, email, dll., tidak perlu bawa berat seperti buku tebal

2. Dari segi fisik, lebih efisien, hemat ruang, tidak memerlukan media penyimpanan yang besar seperti rak buku, dll.

3. Mudah diakses, dimana saja

4. Mudah  disimpan file e-book di dalam  berbagai jenis perangkat

5.  Ramah lingkungan, tidak menggunakan banyak kertas maupun tinta

6. Kostumisasi, karena bisa dibesarkan dan dikecilkan sesuai keinginan

7. Lebih murah bahkan gratis


Buku digital dianggap lebih efisien daripada buku manual,

1. lebih praktis
2. mudah dibaca dimana saja
3. ramah lingkungan
4. kostumisasi karena bisa dibesarkan dan dikecilkan sesuai keinginan
5. lebih murah diakses bahkan gratis  

Kelemahan dari buku digital

1. Memerlukan perangkat, tidak dapat diakses tanpa menggunakan perangkat gawai. Maka buku ini hanya dapat digunakan oleh pembaca yang memiliki perangkat digital.

2. Banyak sumber yang menyebutkan bahwa perangkat elektronik memberikan dampak pada kesehatan seseorang.

3. Perangkat digital dapat menimbulkan radiasi tertentu yang berakibat pada kesehatan mata.

4. Disarankan pembaca menggunakan kacamata antiradiasi sebagai pelindung. Menatap layar gawai terlalu lama juga dapat membuat mata kering dan cepat lelah. 

5. Perangkat elektronik memerlukan listrik sebagai sumber energinya. Tanpa listrik perangkat tidak akan dapat berfungsi. Hal ini bermuara pada kontribusi tagihan listrik meningkat.

6. Kemudahan menerbitkan buku digital juga berakibat rentannya terhadap pembajakan. Ketika seorang pembeli mendapatkan buku secara utuh, ada kemungkinan pembeli untuk menjualnya kembali kepada orang lain dengan harga yang lebih murah.

Jenis-jenis format buku digital yang sudah berkembang diantaranya :

1. EPUB

2. MOBI

3. PDB

4. PDF

5. KF8 (Kindle Fire Format), format yang hampir sama dengan ePub yang disusun dalam PDB dengan DRM Amazon


Aplikasi dan Buku Digital Berbasis Web 

1. https://ditpsd.kemdikbud.go.id/buku/kategori/cerita-anak-2

2. https://legutykids.com/

3. Amazon Kindle, Google Play Books, iPUsnas, Wattpad, Libby By Overdrive

   (download di Play Store)

 Aplikasi Pemformatan Buku Digital

1. https://sigil-ebook.com/ Sigil, merupakan sebuah sofware editor untuk EPUB (Electronik publication) yang bersifat open source.

2.   https://www.scribus.net/ Scribus, Aplikasi yang sudah banyak digunakan di berbagai OS computer.

3.   LibreOffice atau MS Office Aplikasi pengolahan kata

4.   IbisPaint atau Adobe Photoshop Aplikasi pengolah gambar

5.   Audacity/format factory Aplikasi audio editor

6.   Avidemux/format factory Aplikasi Video editor

7.   Powtoon

8. Canva

Selanjunya narasumber memberikan contoh cara pembuatan dan praktik cara membuat cerita digital gambar dengan Canva dan cara yang relatif mudah dan membutuhkan kreativitas.

Di penghujung acara Ibu NDY memberikan contoh buku digital yang sudah beliau kembangkan berupa buku digital yang dilengkapi dengan audio dan video sehingga ketika dibuka buku digital tersebut dapat bersuara atau bergerak sendiri dengan menggunakan aplikasi lain.


Penjelasan tambahan alam sesi tanya jawab:

1. Kesulitan dalam membuat buku cerita digital adalah membuat alur cerita dan mendigitalisasi buku tersebut. Membuat buku digital konsepnya hampir sama dengan menulis buku, ketika mengkonversi paling sederhana dengan pdf. Cara membuat gambar dengan mengasah imajinasi atau dengan mengambil gambar dari situs yang menyediakan gambar dengan gratis tapi kita harus mencantumkan sumbernya atau kita juga bisa membeli gambar dari internet. Jika kita tidak bisa menggambar kita bisa berkolaborasi dengan ahli gambar.

2. Untuk membuat ebook minimal halaman dalam penerbitan buku adalah 80 lembar, tetapi jika ebook tergantung pembacanya, bebas bisa 30 lembar, 50 lembar, dan seterusnya.

Untuk mengambil suara backgroundnya pihak lain agar menghindari copyright untuk musiknya, tergantung bukunya, untuk buku edukasi yang tidak komersil boleh digunakan tapi jika untuk komersial maka kita harus ijin atau beri tagar pada video. Hati-hati jika menggunakan musik orang lain.

3. Dari materi menulis buku cerita digital di atas menjadikan kita merasa harus belajar lebih dalam tentang aplikasi buku cerita digital. Buku cerita digital atau komik yang dilengapi dengan gerak dan suara. Untuk itu akan diadakan pelatihan menulis buku cerita digital di lain kesempatan.

4. Jika kita menulis buku menggunakan referensi dari e-book di mana dalam e book tersebut tidak terdapat nama penerbit dan tempat penerbitan. Maka cara menuliskan daftar pustakanya ada aplikasi seperti flipbook tp online, namanya Book Creator.

Anjuran perpusnas untuk antologi, masih 1 langkah lagi karena IRCBN buku harus ISBN biar masuk ke Perpus.

Akhirnya moderator mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu Nur Dwi Yanti, S.Pd atas paparan materi dan tutorial membuat buku cerita digital semoga menjadi amal jariyah untuk beliau.


"Berusahalah menghasilkan karya

Berharaplah bisa menginspirasi orang banyak
Tetap bersemangat untuk menulis apapun setiap hari
Rasakan keajaiban datang"

Minggu, 26 Maret 2023

KBMN 28-RESUME 14-TRIK MENULIS BUKU NONFIKSI




 TRIK MENULIS BUKU NONFIKSI











Gelombang   :  28

Resume         :  14

Tanggal         :  Rabu, 8 Pebruari 2023

Tema             :  Konsep Menulis Buku Nonfiksi

Judul             :  Trik Menulis Buku Nonfiksi

Narasumber  :  Musiin, M.Pd

Moderator    :   Yandri Novita Sari, S.Pd

Malam ini Rabu, 8 Februari 2023 pertemuan ke-14  di pelatihan KBMN 28. Menghadirkan narasumber Ibu Musiin M.Pd, dan moderator Ibu Yandri Novita Sari, S.Pd. yang akan mengupas tentang Konsep Buku Nonfiksi.

Setelah membuka dengan salam, moderator menyampaikan bahwa gelombang KBMN 28 adalah tempat berkumpulnya para suhu yang akan melahirkan lulusan terbanyak dari gelombang sebelumnya. Energi positif saling belajar dan antusias dari peserta sangat luar biasa. Tentu akan banyak terbit karya buku solo yang tak kalah hebatnya.

Selanjutnya pemaparan profil narasumber malam ini, Ibu Musiin atau akrab dipanggil Bu Iin merupakan guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri kelahiran Kota Tahu Takwa Kediri. Bu Iin juga merupakan peserta KBMN gelombang 8 yang berhasil duet dengan Prof. Eko Indrajit, karya buku mayor beliau berjudul Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi. Selain menjadi penulis, beliau juga Founder Organisasi Swadaya Masyarakat YAPSI dan juga Founder PT In Jaya. Beliau juga tidak kalah hebatnya,  alumni IKIP Negeri Malang ini juga berhasil menempuh Short Course di SEAMEO RELC di Singapura pada tahun 2015.























Inilah motivasi Ibu narasumber dalam menulis, beliau juga mengawali menulis dari nol, kemudian tergabung dalam kelas menulis yang akhirnya sukses melahirkan banyak karya

Pada awal materi Ibu narasumber memberikan sebuah polling kepada peserta berisi pertanyaan, “apakah Bapak Ibu sudah berhasil menerbitkan buku nonfiksi?”

Berikut hasil polling jawaban peserta pelatihan dari pukul 19.14 sd  20.35 WIB adalah:















Terkadang keinginan memiliki buku yang bisa dipajang di Gramedia hanya angan-angan sebagian orang. Namun percayalah dengan niat yang dalam, tidak ada yang tidak mungkin. Kepiawaian dalam mengemas isi buku tentu menjadi poin penting agar buku yang dihasilkan menjadi bermakna di setiap lembarannya.

Jika kita berbicara tentang buku, maka penulis harus mengetahui bagaimana konsep buku yang akan ditulis. Selain memiliki tujuan dan manfaat, konsep buku juga menjadi strong why  penulis agar karya buku yang sedang digarap bisa tuntas baik berupa buku fiksi maupun buku nonfiksi. Jadi bagi seorang penulis mengetahui konsep buku sangat penting karna berkaitan dengan pola yang akan memudahkan proses penulisan buku. Hal ini juga agar kita terhindar dari kemandekan ide atau bahasa kerennya terhindar dari virus writer's block.

Tulisan nonfiksi adalah karya tulisan yang bersifat baku dan berdasarkan fakta. Tulisan yang memberikan informasi tentang fenomena-fenomena aktual yang terjadi yang dapat dibuktikan sumber kebenarannya dengan empirik.


Ciri-ciri tulisan nonfiksi:

1. Berisi penjelasan tentang suatu hal atau objek tertentu yang faktual
2. Objektivitas yang tinggi dan berusaha menarik serta menggugah nalar pembaca
3. Bahasa bersifat denotatif
4. Penjelasan berupa fakta/ gagasan (tabel, infografis, diagram)

Jenis-jenis tulisan nonfiksi:

1. Biografi

2. Esai

3. Makalah

4. Artikel

5. Karya tulis ilmiah

6. Buku non fiksi

Dalam menulis tulisan fiksi maupun nonfiksi seringnya kita mengalami berbagai ketakutan-ketakutan yang menghambat tersusunnya tulisan. Ketakutan-katakutan itu harus dilawan dengan penuh kesadaran dan kemauan yang kuat.


Rasa takut ketika menulis buku pada umumnya:

1. Takut tidak ada yang membaca.

2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3. Merasa karya orang lain lebih bagus.

Untuk mempermudah proses penyusunan tulisan/ buku nonfiksi ada beberapa pola yang berkembang, diantaranya sebagai berikut :

1. Pola hierarkis yaitu buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit. Contohnya buku pelajaran

2.  Pola prosedural yaitu buku disusun berdasarkan urutan proses. Contohnya buku panduan

3.  Pola klaster yaitu buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara. Contohnya: Literasi Digital Nusantara by Musiin

Trik dalam proses penulisan buku nonfiksi yang terdiri dari 5 langkah:

1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan

Dari kelima langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Langkah Pertama Pratulis

    Hal-hal yang harus dilakukan dalam langkah pratulis ini adalah

          a.  Menentukan tema

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

b.  Menemukan ide

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya

1)  Pengalaman pribadi

2)  Pengalaman orang lain

3)  Berita di media massa

4)  Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5)  Imajinasi

6)  Mengamati lingkungan

7)  Perenungan

8)  Membaca buku

9)  Survey

10)Wawancara

c. Merencanakan jenis tulisan

d. Mengumpulkan bahan tulisan

e. Bertukar pikiran

f.  Menyusun daftar

g. Meriset

h. Membuat Mind Mapping

i.  Menyusun kerangka

2. Langkah kedua menulis draf

  Pada langkah ini hal yang harus dilakukan adalah menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan   prinsip bebas dan tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide  dituliskan


Berikut contoh pengalaman Ibu Musiin, M.Pd dalam menulis buku non fiksi :

Tema yang beliau angkat di bukunya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.


Referensi lain berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut:

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan


Tahap berikutnya membuat kerangka

Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A.    Pembagian Generasi Pengguna Internet

B.    Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A.    Media Sosial

B.    UU ITE

C.    Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A.    Pengertian

B.    Elemen

C.    Pengembangan

D.    Kerangka Literasi Digital

E.    Level Kompetensi Literasi Digital

F.     Manfaat

G.    Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H.    Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A.    Keluarga

B.    Sekolah

C.    Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A.    Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B.    Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C.    Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, ibu narasumber mengikuti nasihat dari Bapak Yulius Roma Patandean, melalui Channel youtube beliau https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be.

Dengan mengikuti langkah Bapak Yulius Roma Patandean tersebut, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.


Berikut ini adalah anatomi buku nonfiksi:

1.   Halaman Judul

2.   Halaman Persembahan (Opsional)

3.   Halaman Daftar Isi

4.   Halaman Kata Pengantar (Opsional, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.   Halaman Prakata

6.   Halaman Ucapan Terima Kasih (Opsional)

7.   Bagian /Bab

8.   Halaman Lampiran (Opsional)

9.   Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis

3. Langkah ketiga merevisi draf

Dalam kegiatan ini kita harus merevisi sistematika/ struktur tulisan dan penyajian serta memeriksa gambaran besar dari naskah. Merevisi dengan kata lain kita melakukan proofreading terhadap naskah buku yang telah kita buat

4. Langkah keempat menyunting Naskah (KBBI dan PUEBI)

Hal-hal yang harus kita perhatikan dalam langkah menyunting naskah adalah mengenai :

a. Ejaan

b. Tata Bahasa

c. Diksi

d. Data dan Fakta

e. Legalitas dan Norma


5. Langkah kelima menerbitkan tulisan

Tulisan yang telah kita buat dan kita proofreading maka langkah terakhir adalah menerbitkan, baik dalam media surat kabar, majalah, blog/ web, atau diterbitkan oleh penerbit mayor.


Berikut ini adalah trending topik yang bisa kita gunakan sebagai bahan tulisan:

Untuk mengetahu suatu topik menarik atau tidak, kita bisa mengecek di Google Trends.

Contoh hasil penelusuran di Google Trends :

Di akhir pemaparan narasumber kembali memberikan survey tentang rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh peserta. Dari pukul 20.22 sampai dengan pukul 20.28 tertangkap sebagai berikut :

Penjelasan tambahan melalui tanya jawab:

1. Cara menemukan ide buku dengan tema yang uptodate dan bisa menyelesaikan dalam waktu singkat sehingga ketika buku terbit maka temanya sudah tidak out of date. Bahwa tema yang update bisa diperoleh dengan banyak membaca, melihat konten-konten atau bisa juga dengan melakukan pengamatan.

Jika kita sering melakukan hal ini, maka naluri penulis akan terasah. Seorang wartawan dengan jam terbang yang tinggi, kualitas tulisannya pasti bagus. Ingat dengan mantra Om Jay ' Menulislah setiap hari". Untuk bisa menulis setiap hari, pasti harus ada bahan yang ditulis. Ini akan mendorong kita untuk kreatif mencari ide.

2. Di mana letak kesulitan  ketika membuat buku fiksi dan Nonfiksi

Letak kesulitan ketika membuat buku fiksi dan nonfiksi, bahwa tidak setiap orang mempunyai keahlian dalam menulis fiksi dan begitu sebaliknya, tidak semua orang bisa menulis buku nonfiksi. Bagi saya yang tidak memiliki jiwa seni, sulit sekali menuangkan kata-kata yang indah menjadi sebuah cerpen atau novel. Saya kira kesulitan yang dialami relatif tidak sama.

Dalam menulis buku tidak ada patokan untuk jumlah daftar pustaka untuk sebuah buku nonfiksi, tergantung data yang kita butuhkan. Semakin lengkap data pendukung kita dan dari sumber terpercaya, semakin bagus kualitas tulisan kita.

3. Aturan dalam pengutipan sangat sederhana sekali, apabila seseorang mengutip dari suatu sumber maka sertakanlah sumber aslinya. Kutipan langsung tidak dapat dilakukan untuk satu halaman penuh. Sebaiknya kutipan langsung berisi beberapa paragraf saja. 

Dalam mengutip selalu sertakan sumbernya. Aplikasi untuk mengecek level plagiat banyak sekali, salah satunya plagiarisme checker. Ibu bisa memasukkan file, dan akan muncul level plagiat. https://www.easybib.com/grammar-and-plagiarism/plagiarism-checker/

 4. Dalam menulis tulisan nonfiksi adalah tulisan yang berdasrkan data dan fakta. Dalam menggunakan sumber tulisan, kita harus teliti dan cerdas dalam menguji validitasnya. Kita bisa membandingkan berbagai sumber dan menentukan yang terbaik. Tulisan kita adalah tanggung jawab kita.

5. Dalam menulis buku nonfiksi jumlah referensi yang harus kita baca tergantung kebutuhan. Semakin banyak semakin baik, karena tulisan kita semakin berkualitas.

6. Cara mengatasi writer's block, jawabannya kembali ke diri kita sesuai karakteristik kita. Misalnya dengan jalan-jalan, membaca, atau browsing media sosial. Hal-hal seperti itu akan menstimulus ide kita. Dengan belanja bahan, kita akan mampu menulis.

7. Sebelum membuat draft, bahan-bahan yang dibutuhkan kita kumpulkan terlebih dahulu. Bahan-bahan itu bisa berupa tulisan, dan hasil diskusi. Setelah itu baru membuat draft. Draft bisa dalam bentuk mind map atau berupa diagram. Semakin rinci draft kita, semakin mudh kita menulis. Draft diibaratkan sebagai kompas yang akan menuntun penulis.

Moderator juga mengucapkan terimakasih untuk ilmu yang sudah diberkan oleh Ibu Iin, Semoga ilmu yang diberikan bu Iin menjadi ladang amal jariyah yang selalu mengalir untuk ibu Iin. 

"Tidak ada orang yang bisa menghalangi orang dari mati,

Tapi dengan menulis, ia masih memiliki peluang untuk 'hidup abadi"

(A wan Bong)

“Kalau kita berpikir secara Opportunity Based,

kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan”

(Prof Rhenaldi Kasali)

“Tidak ada yang tidak mungkin”

“Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.”

(Om Jay)

“Ketakutan itu ternyata merendahkan potensi diri sendiri untuk menulis”

“Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang.

Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar 

Mari kita mulai menulis dan jangan pulang sebelum menang.”

(Musiin)