TIPS MENULIS PUISI
Gelombang : 28
Resume : 17
Hari,Tanggal : Rabu, 15 Februari 2023
Tema : Menulis Puisi
Judul : Tips Belajar Menulis Puisi
Narasumber : Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd
Moderator : Sim Chung Wei, SP
Malam ini pelatihan menulis di KBMN Gelombang 17 menghadirkan
narasumber Ibu Hj. E. Hasanah, M.Pd dan moderator Bapak Sim Chung Wei, SP.
Materi mala mini tentang Menulis Puisi.
Ibu Dr. Hj. E Hasanah, M.Pd atau lebih akrab dipanggil Bunda Hasanah telah berkiprah di dunia pendidikan sebagai guru di MAN Cibadak sejak 1994-2015, pendiri Yayasan Pendidikan Halima AL Azhar (kursus, kober, dan TK Halima Bojonggenteng di tahun 2002 sampai sekarang), sebagai Pengawas Madrasah Aliyah di Kankemenag Sukabumi (2015-sekarang) serta staf pengajar di STAI Kharisma Cicurug. Untuk mengenal lebih dekat mari kita simak profil beliau : https://hasanahhalima.blogspot.com/2023/02/profil-e-hasanah.html.
Menulis puisi itu memang mengasyikkan karena kita dapat mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dalam bentuk sebuah tulisan yang bermakna. Menulis puisi juga sebagai luapan emosi pelepas penat dalam diri. Dengan pilihan kata diksi yang indah membuat pembaca ikut hanyut dalam suasana sang pencipta puisi. Kemampuan menulis ada dalam setiap orang namun perlu selalu dikembangkan agar menarik dan enak dibaca. Tak sedikit puisi yang abadi sepanjang masa seperti puisi Chairil Anwar dan sastrawan lainnya.
Dalam pemaparan materinya Bunda Hasanah menyampaikan bahwa menurut KBBI puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan baris. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Puisi disebut juga sajak. Menurut H.B. Jassin puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.
Macam-macam puisi yang populer sampai saat ini, antara lain :
1. Puisi
bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak
terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap
larik.
2. Puisi
berpola adalah puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya
berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajar genjang, bulat telur,
tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain.
3. Puisi
dramatik adalah puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan
tikaian emosional atau situasi yang tegang.
4. Puisi
lama adalah puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi
barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal.
5. Puisi mbeling
adalah sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan
tegang, sajak main-main.
Struktur fisik puisi antara lain :
1. Berbentuk
baris-bait
2. Pemilihan
kata (diksi) indah dan memiliki kekuatan makna
3. Menggunakan
majas atau bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyiar
4. Persamaan
bunyi (rima) di baris/ akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi
Dari berbagai macam puisi tersebut di atas maka puisi dibedakan menjadi 2 yaitu puisi lama dan puisi baru.
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh
aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait,
persajakan (rima), banyak suku kata di tiap baris.
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh
aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah
baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri puisi lama:
1. Tidak
diketahui nama pengarangnya
2. Penyampaian
dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan
3. Sangat
terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait
Jenis puisi lama:
1. Mantra,
yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contoh: mantra untuk mengobati orang dari makhluk halus
Sihir lontar pinang lontar
Terletak diujung bumi
Setan buta jembalang buta
Aku sapa tidak berbunyi
2. Pantun adalah
puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan
tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,
sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi
Contoh : pantun nasihat
Sungguh elok emas permata
Lagi elok intan baiduri
Sungguh elok budi bahasa
Jika dihias akhlak terpuji
4. Taibun yaitu
pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6, 8, atau 10 baris
Contoh :
Anak orang di padang tarap
Pergi berjalan ke kebun bunga
Hendak ke pekan hari setiap senja
Di sana sirih kami kerekap
Meskipun daunnya berupa
Namun rasanya berlain juga
Ciri-ciri puisi baru:
1. Memiliki bentuk yang rapih dan simetris (sama)
2. Persajakan akhir yang teratur
3. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun
dengan pola yang lain.
4. Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)
Jenis-jenis puisi baru:
1. Balada
yaitu puisi berisi kisah/ cerita
2. Himne
adalah puisi pujaan untuk menghormati tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air
3. Ode
adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi
bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu
4. Epigram
yaitu puisi yang berisi tuntunan/ ajaran hidup
5. Romansa
adalah puisi yang berisi luapan cinta kasih
6. Elegi
adalah puisi yang berisi ratap tangis/ kesedihan
7. Satire
yaitu puisi yang berisi sindiran/ kritik
Dari materi dan praktik membuat puisi menjadikan penulis lebih peka terhadap instuisi, mengolah kata yang teratur dan indah, serta melengkapi tulisan bertambah banyak, baik tulisan fiksi maupun non fiksi.
Selanjutnya Penjelasan dalam sesi tanya jawab:
1. Cara
menulis puisi yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah-kaidah, harus
memperhatikan diksi, Rima, irama, larik, bait dan lainnya. Serta disesuaikan
dengan jenisnya
Pantun itu jenis puisi lama.
Membuat
puisi agar terdengar lebih tersentuh dengan cara mencari istilah/kata kiasan
itu dengan banyak membaca dan bisa buka kamus diksi.
2. Dalam struktur fisik puisi (unsur wujud puisi disebutkan salah satu point yaitu tentang diksi. Cara untuk memilih kata-kata indah dan memiliki kekuatan makna adalah bahwa diksi itu pilihan kata-kata yang akan kita gunakan dalam puisi, hasil pemilihan secara cermat dengan pertimbangan makna, susunan bunyi, ataupun hubungan kata itu dgn kata2 lainnya dalam larik atau bait.
3. Pantun:
Ada
tamu bernama Pak Kasim,
Makan
bersam adengan rendang,
Selamat
malam Koko Sim,
Perkenalkan
saya Elok Dewi dari Padang.
Hari
ini begitu gerah,
Lalu
Ayah melepaskan dasi,
Senang
belajar bersama bunda E Hasanah,
Jangonya
menulis dan berpuisi.
Langkah atau cara kita biar puisi kita penuh dengan diksi dan majas.
1) kumpulkan dulu diksinya,
2) bisa dengan membuka kamus diksi
3) perhatikan irama atau bunyi diksinya,
4) bisa dengan memilih kata yang sulit dipahami pembaca
5. mencari kata dengan mengacu pada sumber terpercaya dan baku
6. carilah diksi yang sering digunakan penyair, terus mengembangkan puisinya.
Terakhir moderator mengucapkan terimakasih banyak kepada Bunda Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd atas paparan materi membuat puisi, serta motivasinya yang luar biasa bagi penulis pemula, semoga menjadi amal jariyah untuk beliau. Tak lupa kita berdo’a semoga kita semua selalu bersemangat untuk menulis apapun setiap hari dan merasakan keajaiban datang, menghasilkan karya dan bisa menginspirasi orang banyak.