Sekedar menjadi penulis mudah saja bagi setiap orang. Yang penting menggoreskan tinta di kertas atau mengetik untaian kalimat di laptop tanpa memperhatikan kaidah penulisanpun sudah dikatakan sebagai penulis.
Secara bahasa, remaja tanggung yang menulis surat cinta hingga dua lembar juga disebut sebagai penulis, murid sekolah dasar yang mencatat rangkuman materi juga tidak salah jika disebut sebagai penulis.
Menjadi penulis profesional yang menghasilkan tulisan "berkelas" merupakan antiklimaks dari jerih payah seorang penulis, berpayah-payah dahulu, berGo-Pay Go-Pay kemudian.
Terkadang kita berdecak kagum terhadap tulisan seorang profesional. Tulisannya enak dibaca, kontekstual dan mampu menghipnotis para pembacanya. Tapi kita lupa dan abai terhadap perjuangannya mulai sebagai pemula hingga menjadi profesional. Mental mereka teruji didukung dengan PASSION yang kuat.
Untuk menjadi penulis yang profesional dibuthkan PASSION atau gairah yang kuat sehingga mampu menghasilkan tulisan berkualitas.
Lalu bagaimana cara membangun PASSION tentu dibutuhkan jurus dan mantra khusus untuk mewujudkannya.
Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd menyebutkan dalam pembelajaran Kelas Bersama Menulis Nusantara angkatan 28 materi Menjadikan Menulis sebagai Passion.
Passion diartikan sebagai satu gairah yang dimiliki semua orang. Setiap orang memiliki passionnya masing-masing, yang membedakan adalah kadar dari passion itu sendiri, ada yang level tinggi, ada yang sedang-sedang saja ada juga yang level rendah.
Dengan demikian kadar level Passion seseorang hanya pribadinya sendiri yang mengetahui, apakah level tinggi, sedang atau rendah.
Indikator seseorang memiliki Passion level tinggi diantaranya adalah:
1. Ada candu di dadanya untuk ingin dan ingin lagi menulis.
2. Giat dan semangat menulis tidak pernah padam
3. Menjadikan menulis sebagai kebutuhan atau food suplemen, bukan sebagai beban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar