Senin, 02 Januari 2023

ANTOLOGI PUISI AKROSTIK

 #1

PEDAGANG DALAM BUS


Panas hujan tidak peduli

Esensikan diri bersuara tinggi

Dagangan masih utuh penuh tertata rapi

Agar teriakan terdengar pada telinga calon pembeli

Genggam kepercayaan pada Illahi

Akan datang rezeki mengaliri diri

Nanggung beban ekonomi keluarga

Gagas upayakan dagangan habis laku semua


Dapatkan pembeli pertama sebagai penggaris katanya

Akhirnya benarlah yang terjadi

Laris manis teriaknya ketika pembeli pertama menyodok uang

Akhirnya satu dangangannya terbeli

Mulailah pembeli selanjutnya mengikuti


Barang habis terbeli oleh penumpang

Uang kumpul dalam genggaman

Salam pamit dia ucapkan sebelum turun tinggalkan bus yang terus berjalan 


Nun - akrostik_23 Desember 2022: 01.59


#2

PENGLEPASAN 

Penghujung tahun pelajaran bersama menyiapkan acara penglepasan peserta didik

Enyahkan kegundahan dan kegelisahan yang berbaur dengan kecamuk pertanyaan impian masa depan  

Nuansa hitam putih menjadi pilihan warna yang telah ditetapkan bagi peserta didik putra

Gaung keharuan kini kian terasa merasuk jiwa

Lihat penampilan anak-anak perempuan begitu anggun dengan berbagai keberagaman desain nuansa busana tradisional nusantara 

Emosi luapan jiwa lara kembali terbayang sulitnya pembelajaran di masa pandemi corona 

Puncak pembelajaran di masa pandemi ada diangkatan 63 hingga terasa begitu istimewa untuk melepaskannya

Ada getaran sendu hingga tertegun dalam mangu menuju detik-detik perpisahan untuk melepas kebersamaa

Senyuman bahagia terurai bercampur air mata haru membasahi pipi nan ayu

Ada riak tangis kesedihan karena berpisah dengan sang guru 

Namun pesan kesan yang terucap menguatkan langkah serta didik dalam melanjutkan perjuangan menggapai impian cita-cita mulia 


Nun-BKP-18 juni  2023-08:16


#3 

MEMENDAM KERINDUAN 

Menerawang jauh dengan pandangan mata sayu

Enyahkan rasa rindu bersama pesona kasihmu

Melewati waktu yang belum tahu kapan akan bertemu 

Endapan rindu semakin menggelora dalam kalbu

Nanar mata memandang di kejauhan semakin melekat raut wajah ibu

Desiran angin sore berulang kali menerpa diri namun wajah sepuh itu tetap membayang di rona mataku

Ada kerinduan menyusup kalbu

Memaksa nurani menyadari segera memupus hasrat untuk memeluk dan membelai ibu


Kasih sayang ibu begitu dalam terukir indah dalam setiap kenangan   

Energi cinta kasihnya membentuk pesona keteladanan kehidupan

Rumah di kampung menjadi tempat nostalgia kebersamaan kala itu

Indahnya kasih ibu memberikan kekuatan jiwa menghadapi suka duka lara

Namun kerinduan ini selalu terpatri tiada mampu ku kikis

Derai air mata harus ku usap sendiri 

Usia ibu tidak mampu dipanjangkan lagi 

Airmata perpisahan mengiringi perjalanan menuju tempat peristirahatan suci

Nurani sadari ibu kembali ke rumahnya nan jauh tiada pernah bisa bersama kami lagi 


Indahnya rindu kuhapus dengan kirimkan doa terbaik bagi beliau

Buat ibu tercinta yang penuh kasih tiada terganti

Untaian doa selalu terkirim buat ibu sampai saat kembali bertemu di syurga Illahi Robbi

BKP-18 Juni 2023:04.13



Tidak ada komentar:

Posting Komentar