Senin, 06 Februari 2023

KBMN-RESUME 11-MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH

    MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH

Gelombang        : 28
Resume              : 11
Tanggal              : Rabu, 1 Februari  2023
Tema                  : Mengelola Majalah Sekolah
Narasumber       : Widya Setianingsih, S.Ag
Moderator          : Mutmainah, M.Pd

Pertemuan malam ini saya ikuti dengan semangat, ingin bisa menerapkannya di sekolah bersama anak-anak. Pelaksanaan dilakukan secara daring lewat wathsap. Moderator memulai kegiatan dengan mengucap salam dan salam sejahtera bagi kita semua. 

Selanjunya moderator memperkenalkan diri. “Perkenalkan, saya Mutmainah biasa dipanggil Emut, berasal dari lebak Banten. Alumni peserta belajar menulis PGRI Gelombang 24 (Januari-Maret 2022). 

Moderator menyampaikan akan menemani sahabat nusantara di kelas menulis tanpa sekat dan batas, kemudian menyemangati kita agar kita tetap menyala dalam berkarya. Moderator juga bermohon, semoga niat tetap terjaga untuk menambah ilmu dari narasumber yang luar biasa. 

Sebelum masuk kekelas, moderator mengingatkan kita untuk mengisi presensi terlebih dahulu dengan menyematkan link.

Malam ini kegiatan dibagi menjadi 4 sesi yaitu pembukaan, penjabaran materi, sesi tanya jawab, dan terakhir penutup. Bagi yang ingin bertanya dispersilahkan japri ke nomor 08521662847. Tak lama kemudian ibu Mutmainah mengirimkan Profil narasumber malam ini untuk sejenak dimembaca seluruh peserta pelatihan. Berikut profil ibu Widya Setianingsih.


Ternyata beliau adalah alumni KBMN PGRI Gelombang 21 yang karirnya sungguh melesat, beliau adalah moderator sekaligus narasumber, dan sekarang merangkap menjadi editor penulis buku dan puisi “Laras-Laras Makna Dalam Kata. Beliau juga pimpinan redaksi majalah sekolah yang bertajuk Kharisma Di MI Khadijah Kota Malang

Sambil menuggu bu Widya, moderator mengirimkan PPT materi MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH.

Adapun isi PPT ini antara lain:

1.     Pengertian majalah sekolah

2.     Tantangan mengelola majalah sekolah

3.     Langkah-langkah menerbitkan majalah sekolah

4.     Susunan redaksi majalah sekolah

5.     Manfaat majalah sekolah

6.     Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerbitkan majalah

Selang beberapa saat, narasumber hadir dengan mengucapkan salam. Meskipun dalam keadaan cuaca dingin dan hujan deras. Hati beliau menghangat karena ingin berjumpa dengan sahabat penulis nusantara di KBMN gelombang 28.

Tanpa memperpanjang waktu kelas dimulai. Ucapan terimakasih dilontarkan oleh narasumber kepada peserta pelatihan yang luar biasa. Bu Mutmainah tetap setia menemani malam ini. Ucapan senang dan bahagia kepada semua peserta dengan kalimat “Tak akan mundur, sebelum resume meluncur. Pantang menyerah sebelum buku solo tercipta. Ucapan terimakasih disampaikan juga oleh beliau kepada tim solid dan narasumber di KBMN PGRI

Selanjunya ibu Widya menyampaikan, bahwa beliau dulu hanya pecinta literasi biasa dan berawal dari zero. Kemudian bergabung di komunitas penulis yang mampu melejitkan potensinya untuk menjadi penulis yang produktif. Hanya satu kunci yang beliau ucapkan yaitu “MAU”. Bagaimanapun juga satu ons tindakan lebih berarti dari pada satu ton pemikiran. Ayoo segera bersiap keluar dari zona nyaman untuk menyambut kesuksesan. Saatnya telah tiba, hari ini adalah hari kesuksesan anda sekalian. Jadi kunci yang beliau lakukan sungguh luar biasa. Hanya dengan satu kata “Mau”.

Beliau sangat bersyukur kepada ALLAH SWT, karena dengan KBMN ini beliau dipertemukan dengan sahabatnya yaitu ustazah emut (ibu Mutmainah). Beliau yakin dengan KBMN ini, bahwa semua ini adalah skenario Allah untuk menakdirkan kita semua untuk menuntun langkah kita.

Selanjutnya beliau juga menuliskan puisi: 

Kita adalah denting yang beresonansi

Mengurai nada dalam riuh dan sepi

Kita adalah deretan huruf yang berbaris tak berjeda

Mengungkap setiap kisah dalam suka dan duka

Kita adalah seutas tali yang terhubung dalam tarikan jemari berbisik dalam hati, dan bercerita dari dalam mimpi

(Karya:Widya Setianingsih)

Setelah puisi beliau melanjutkan dengan pertanyaan.  “Apa yang bapak/ibu rasakan saat ada foto kita, foto anak kita terpampang di sebuah artikel majalah? Entah itu karena prestasi, atau sekedar foto selvi saat melakukan kegiatan sekolah. Pasti bangga, bercampur senang bukan?”

Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa setiap sekolah kita tentu ingin dikenal oleh khalayak luas. Apakah sekolah negeri, lebih-lebih sekolah sawasta. Selain itu sebagai lembaga formal, komunikasi, promosi, dan sosialisasi dengan orang tua, masyarakat sebagai Stake Holder sangat diperlukan. Semua itu terjawab dengan hadirnya Majalah Sekolah. Tentu sebagian dari kita berfikir, rasanya tidak mampu punya majalah sendiri. SDM yang kurang, biaya tidak ada dan dukungan dari sekolah kurang optimal. Itu sama dengan pikiran dan teman saya yang saya rasakan awal mula berdirinya Kharisma (nama majalah sekolah kami). Awal mula, hanya ada dua orang yang merintis terbitnya majalah sekolah. Satu teman saya sebagai pimred merangkap layouter. Dan saya sebagai pemburu berita merangkap bendahara.

Jangan dibayangkan majalah Kharisma diawal seperti saat ini bapak/ibu. Majalah kami hanya berukuran setengah kertas folio. Untuk mencetaknya kami hanya mampu fotokopi. Layout dengan cara gunting dan temple. Kemampuan menulis apa adanya bukan soalan. Yang kami inginkan hanya berbagi informasi, berita, dan cerita tentang anak didik kami. Akhirnya majalah pertama sekolah kami bisa sampai ditangan anak didik kami. Saat itu penggandaan majalah didanai oleh sekolah. Perjalanan majalah sekolah yang apa adanya tersebut berjalan hingga dua tahun. Tetap dengan dua crew yang bertugas rangkap. Sampai akhirnya kami harus melepas majalah Kharisma di tahun ke tiga. SDM yang terbatas dan dana menjadi kendala utama. Dua tahun Kharisma melakukan hibernasi. Hingga akhirnya kami bangun kembali. Selama tidur panjang kami sibuk berbenah. Crew majalah kami melengkapi. Mulai dari penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout, hingga 4 orang pemburu berita. Bu Widya sampai mengajukan proposal yang detail pada pihak yayasan/sekolah. Mencari solusi pendanaan selain dari dana BOS. Mempercantik tampilan hingga ke percetakan. Mempertebal muatan bergizi dari isi majalah.

Tahun 2010 bu Widya dipercaya untuk menjadi Pimred. Dengan kepercayaan terhadap timnya dengan crew yang saling membantu dengan bismillah sampai sekarang bu widya memegang amanah. Kunci utamanya adalah MAU. InsyaAllah setiap kesulitan ada dua kemudahan yang Allah siapkan. Tetapkan niat, dan InsyaAllah tiba-tiba ada jalan yang terbentang. Jangan takut mencoba, maka kita akan tetap stay di tempat. Ada rintangan, halangan itu hal yang wajar. Apalagi saat mengawali. Berat memang. Tapi bukan berarti itu Tak Mungkin dan Tak Ada Solusi. Bismillah.

Cergam Kharisma, bercerita tentang tokoh kaka dan Risma. Dilukis sendiri oleh guru MI Khadijah. Salam redaksi membuat kata sapaan pimred kepada pembaca sesuai kondisi terkini, menyampaikan tema edisi kali ini, dan isi majalah secara singkat. Karya siswa bisa berupa puisi, cerpen, dan karya kerajinan siswa (Keterampilan KI 4). Artikel tambahan do you know. Yang memuat pengetahuan umum untuk siswa. Disajikan dalam 2 bahasa yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Kuiz berhadiah bisa berupa TTS, tebak gambar dll.

Itulah sekilas paparan dari beliau tentang kisah perjalanan majalah Kharisma. Setelah penjelasan panjang lebar bu widya mengajak kita praktek langsung. Bu widya minta kepada seluruh peserta untuk membayangkan sekolah kita masing-masing. Setiap sudut kelasnya, siswanya, rumput dan tabaman sekitar yang ada disana. Bayangkan lagi pimpinan kita, kawan seperjuangan yang tegak berdiri berjuang bersama kita. Tak terkecuali siswa-siswi kita tercinta. Bayangkan…Tentu banyak kisah, berita, prestasi yang bertebaran setiap harinya…Mari kita coba tuangkan dalam tulisan pada malam ini.

Saat ini majalah kami memasuki edisi ke 23. Bu widya memberikan tantangan kepada para peserta KBMN. Tantangannya yaitu menuliskan artikel apa saja di blog. Waktu yang diberikan 15 menit. Jika ada foto  sertakan foto, gunakan bahasa yang ringan, menarik, informatif dan komunikatif. Tidak lama setelah tantangan berlangsung , salah satu peserta bernama Indah Ratna menulis di blognya tentang Membiasakan kerjasama, Sri Mulyati (tentang Bisa karena terbiasa”. Group tantangan di tutup. Udah 20.15 WIB. Hampir 20 blog yang ikut tantangan.

Bu widya memberikan Uplous kepada semua peserta, tandanya semua bisa dan siap menjadi pimpinan redaksi majalah sekolah masing-masing. Ungkap moderator materi dari narasumber sudah selesai dan sangat mengispirasi. Kuncinya jangan takut mencoba sesuatu yang baru. Kerja keras..dan semangat. Syukur bisa mengikuti sekolah beliau yang memiliki majalah sekolah yang luar biasa.

Tiba waktunya memasuki sesi Tanya jawab:

1. Toto dari bekasi

Di slide 10 ada istilah ISSBN. Kepanjangannya, apa bu?

Mengacu pada WIKIPEDIA. ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Saat ini ISBN diganti QCRBN Yaitu (QR Code Standard Book Number) adalah aplikasi pengidentifikasi buku dengan teknologi terbaru QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit. Dengan nama lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yang tiak bisa di ambil atau di bajak orang lain.


2. Anonim

Mengelola majalah sekolah (MS) memang tidak mudah. Betul, dieprlukan kemauan kuat, dan kadang siap apa saja. Jika tulisan terlambat datang, kitalah resepnya. Banyak contohnya untuk majalah komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tapi sebenarnya kalau kita punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1,2 penerbitan. Majalah kecilku dulu terbit tiap bulan. Jadi sering kepenthal-ponthal bu Widya, majalah sekolah dengan hard cover apa tidak mehong. Apakah orang tua tidak berat membayarnya. Wajib kan?

Memang semua itu harus memiliki seseorang yang menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong mengompori crew. Tapi kita tidak perlu bersusah payah menulis sendiri. Libatkan siswa kita untuk ikut serta menulis. Pasti orang tua akan lebih senang anaknya berkarya. Kita bisa memang sendiri buddet dari majalah kita. Majalah kharisma terdiri dari 40 halaman, dengan 10 halaman berwarna. Biaya cetaknya 10 -11 ribu saja. Jika ingin lebih menekkan budget kurangi halamannya, bisa hitam putih tidak perlu warna.Orang tua tentu tidak keberatan jika mereka paham dan mengerti tentang pentingnya majalah sekolah. Bahkan ikut promosi dan bangga dengan adanya majalah sekolah. Lebih-lebih jika foto anaknya terpampang di majalah. Bisa-bisa satu RT di pamerin semua.


3.  Indah ratna

Bagaimana langkah atau trik sederhana untuk membuat majalah sekolah yang simple dan menarik, sehingga harapan nantinya mendapat dukungan dari sekolah, guru dan orang tua siswa.

  Langkah-langkah menerbitkan majalah sekolah

1. Menyatukan ide dan gagasan . Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah

2. Mengajukan proposal. Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dan sebagainya.

3. Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dan lain-lain.

4. Mencari rekanan pendukung, percetakan, sponsor dan lain-lain.

5. Melakukan sosialisasi tentang manfaat, pentingnya suatu majalah pada orang tua.


4. Imrro’atus Sholihah (Jombang Jatim ) 

    Bagaimana proses yang mudah untuk mengajukan ISSN/ISSBN? Apa syarat-syaratnya?

  1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti     legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris).

  2. Membuat surat per,ohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan

 3. Mengirimkan atau melampirkan fotokopi I karya kita


5. Anonim

    Apa perbedaan majalah sekolah, jurnal dan bulletin?

    Perbedaannya:

1) Majalah

- Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4

- Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art paper,art carton

- Memuat artikel yang berisi topic popular bagi masyarakat umum

2) Tabloid

- Ukuran umumnya A3

- Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas Koran)

- Cendrung mengangkat artikel tentang gosup, astrologi, berita criminal dan olahraga

3) Buletin

    - Ukuran umunya F4, A5 atau A4

    - Kertas yang digunakan lebih ahlus (art paper)

    - Memuat artikel yang berisi topic kejadian popular

Ada ungkapan dari beliau sebelum kelas di tutup yang mendorong kita untuk memilki kekuatan dan kemauan untuk melalukannya.

Sahabat penulis, kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan. Tuangkan rasa cinta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dengan hadirnya majalah sekolah.

Teruslah berjuang…

Akan ada tangan-tangan orang baik yang akan menguatkan langkah kita."

Beliau mengucapkan terimakasih kepada ustazah Mutmainah yang telah membersamainya selama dua jam. Semoga keberkahan selalu menaungi hidup kita. Tetaplah menjadi sinar yang selalu menghangatkan gigiku. Menjadi tenang yang merdangkan gelisahku.

        Tak lupa pula beliau mengucapkan permohonan maaf dalam penyampaian materi dan diskusi apabila ada ketidakpuasaan atas jaawaban yang di berikan. No body perfect ‘’kata beliau” begitu pula dengan dirinya. Beliau menawarkan bantuan jika kita membutuhkan bantuannya dalam mengelola majalah sekolah. Dengan senang hati beliau akan membantu dengan sepenuh hati.

Moderator juga mengucapkan mohon maaf jika selama membersamai peserta sahabatnya memiliki kekurangan dan kesalahan yang mungkin tak sengaja melukai hati. Mari bergandengan tangan untuk menyemarakkkan literasi di negeri tercinta. Bersama kita pasti bisa menebar warna lain indah dalam goresan karya. 

Selamat malam, sampai berjumpa lagi. Izinkan saya undur diri. Waalaikum salam wr.wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar