Minggu, 19 Februari 2023

KBMN 28-RESUME 18-TIPS MENULIS INDAH


TIPS MENULIS INDAH


 










Gelombang   :  28

Resume         :  18

Tanggal         :  Jum'at, 17 Pebruari 2023

Tema             :  Diksi dan Seni Bahasa

Judul             :  Tips Menulis Indah

Narasumber  :  May Dearly

Moderator    :   Widya Arema


Malam ini kita akan belajar Diksi dan seni bahasa. Tulisan berdiksi sangat melenakan pembaca. Dengan semangat membara tentunya seluruh peserta tidak sabar menanti materi dengan tuturan nan cantik.

Berikut adalah profil nara sumber kita malam ini,

Sobat literasi yang luar biasa, sebentar lagi kita akan kembali mereguk manisnya ilmu. Izin mengunci grup untuk sementara waktu. Agar terhimpun hamparan hikmah dari tutur narasumber hari ini yang luar biasa. Paparan diksi pemateri sudah menghiasi sebelum dimulainya pelatihan menulis malam ini, dengan kalimat-kalimat pembuka dengan diksi yang sangat menggoda.

"Sadarlah, aku telah mencintaimu dengan terengah-engah. Mencibir oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang boleh mengisi setiap rongga." 

Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis Diksi dan Puisi dua kata yang tidak bisa terpisahkan. Dengan diksi puisi semakin bernyawa. Dengan diksi pula membuat hati yang dingin menjadi menyala dalam suka cita. Anda ingin membuat pasangan Anda jatuh cinta setiap saat, atau ingin membuat Si Dia tersipu malu manja. Mari kita asah talenta kita dalam berdiksi. Yuuk... Kita berdiksi malam ini.


Bu Widya mengenal narasumber dan jatuh cinta padanya, karena keindahan diksi dalam tulisannya. Seolah dia dibawa terbang menuju negeri fantasy. Menggugah rasa syahdu, rindu yang berwarna-warni. Ada manis yang enggan diepas, ada rintik yang enggan disudahi. Akhirnya hati memilihnya Sang Penjaga Hati. Hingga kini jalinan rasa itu terpintal dalam riang dan sendu. Memadu dalam satu kata SAHABAT. 


SAHABAT

Oleh : Widya Setianingsih


S ayap kami saling menyangga

A rungi berdua gemerlap letihnya dunia

H adirkan setiap warna membungkam resah yang ada

A baikan setiap mata munafik yang bersorak dalam duka

B iarkan tangan kami saling tergenggam, menguatkan dalam balutan doa

A tau mentertawakan takdir yang dengan seenaknya mengatur hilir mudik nestapa

T ak usah dengarkan mereka, cukup bersamamu hatiku jauh dari gulana


Bagaimana saya tidak jatuh cinta padanya. Rayuannya selalu membuatku terbuai. Ini adalah kutipan rayuan Maydearly.

SENJA MENGUKIR CINTA

Oleh: Maydearly


Deru angin dalam semilir

Mengukir ruang resah

Tentang senja paling gulita

Yang membawa rasa untuk dia

Untuk rembulan dalam temaram

Ku titipkan singasana cinta

Berceloteh tentang rindu

Yang bersembunyi dalam diam



SUNYI BERTAHTA DALAM GELAP


Hampa riak suara, kelabu

Hanya menandu rindu

Dari cinta yang berselimut dingin

Rasa cinta yang tetap terjaga

Bak bersanding dengan alam

Menjadi singgasana keabadian

Membumi dengan lubuk paling dalam

Untuk dia, ku jaga rasa

Memeluk rindu seabad

Ku sampaikan dalam maya

Agar terukir cerita paling menawan.



AKU MENYERUMU DALAM MALAM


Merupa wajah dalam doa dan bismillah

Dengan cinta engkau mengubahku.

Karena cinta selalu bisa mengubah apa yang selama ini sulit dirubah


Terimakasih selalu menjagaku dalam doa,

Dibandingkan dengan cintamu bahkan semesta pun nampak kerdil di pelupukku


Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa

Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi


Sahabat adalah yang paling mengerti hati kita dalam lara nan pekat

Meski kerap kita tancapkan luka

Sang sahabat akan membalas dengan seribu pelukan.


Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan

Yang menenggelamkan kita dalam tangisan,

Namun seorang sahabat membawa kita tertatih

Berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan.

Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah.


GERIMIS ITU MASIH KAMU


Pelan-pelan membasahi dengan sejuk yang tak ingin kusudahi

Terimakasih Bestie ku tersayang,

Aku mengenalmu dari deret huruf sebagai batas ucap yang mempesona.

Lewat beranda virtual engkau goreskan kata,

Menjadi sebuah warna.

Meski ada sapa yang ku abaikan,

Namun engkau perjuangkan hingga sang tunas pun muncul, bunga semerbak harum

Matang buah sedap nan ranum.

Kau merawatnya, menyirami tanpa mengeluh,

Memupuk dengan sabar hingga memanen sebuah benih bernama persahabatan


Baiklah Bapak/ Ibu izinkan saya meminjam waktu dengan jemari yang berlarian di atas layar kaca. 


Sebuah materi Diksi dan Seni Bahasa semoga menjadi cemilan yang menawan di pembuka malam nan elegan. 


Berharap, malam ini menjadi malam paling teduh yang kita dapatkan. Ditemani dengan secangkir kopi yang mempertemukan kita di satu meja virtual.


 Sebuah tempat dimana sang emoticon menjadi persembahan sebagai tanda perkenalan dari Maydearly. Malam ini terasa lebih istimewa entah para peserta yang sedang manis-manisnya atau aku yang sedang menggebu-gebu untuk bertemu para pejuang ilmu.

Maydearly sebuah nama tanpa titik koma, ia menyadur makna diantara serpihan kata yang melahirkan karya. Tak perlu di tanya alamat blog nya hanya lewat sebuah karya dia pernah berbicara, merupa, menulis, bercerita, dan berdoa sebagai rupa sejarah untuk masa tua.

Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot.

Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics– salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.

William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa? Sebab banyak keindahan atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir. Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan.

Lantas, apakah begitu sulit kita dalam berdiksi?


Honestly I fell ashame membawakan materi tentang Diksi, karena saya bukan ahli sastra, lebih tepat hanya sebagai penyuka diksi

Terkadang banyak penulis yang merasa takut dalam memulai sebuah tulisan, terkadang lidah kita merasa kelu untuk menulis sesuatu yang menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam sebelum diterjemahkan dalam bahasa.


"Menulis itu sederhana Bapak Ibu, sesederhana mengadukan gula dalam gelas kopi"


Menulis dari apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan dan apa yang kita dengarkan. Lantas jurus apa yang harus kita pakai agar kita mampu menulis dengan segala keindahan? Kita libatkan 5 macam panca indera kita;

1.  Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba.

Indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yang kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya. Contoh: Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi.

2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan. Contoh: Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan

 

3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.

Contoh: Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.

 

4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya. Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya. Contoh Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan

 

5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. Contoh Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu.

Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.

Mngapa kita selalu melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana? Sesekali buatlah ia mempesona dan anggun.

Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim.

Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan, kita raba, bahkan kita ampukan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara. Silahkan menuliskannya dengan melibatkan kelima panca indera

Yakin, masih terasa sulit menulis diksi?

Yuk.. Yuk... Buka mata, alirkan dalam nadi, dan tarikan dengan jemari

Setelah yakin Pasti Bisa Did you know a true writes is someone that never feeling down. Seberapa sulit hal yang kita hadapi she's never give up.Ia sama sekali tidak putus asa, selalu berusaha mencoba dan terus mencoba. Seberapa sulit ia menata perasaannya, she's always create a good idea ia selalu menumbuhkan ide2 baru 

Tidak sulit bukan? Karena yang sulit adalah tidak ingin memulai

Sahabat literasi nusantara, baiklah kita mulai sesi tanya jawab dengan kode P untuk Pertanyaan. Mohon Maydearly memberi kode “N” untuk Next pertanyaan berikutnya agar dapat dilanjutkan. 

P1. 1.Bagaimana caranya kita untuk bisa membuat diksi yg indah dan bisa menyentuh kalbu? 2.Adakah kamus atau buku yang berisi diksi? 3.Bagaimana menyingkirkan keraguan kalau tulisan diksi kita ini pantas untuk di baca?

J. 1. Cara membuat Diksi yang indah telah saya kemukakan di sesi materi, yaitu mencoba menulis dengan melibatkan kelima panca indera. 2. Kamus untuk Diksi maybe belum ada Bunda. Tapi ketika kita sering membaca tulisan dengan aroma diksi, kita akan piawai berdiksi. 3. Tulis saja, abaikan semua keraguan, lihat, rasakan, lakukan, tulis seindah jemari mampu mengubah isi hati.

P2. Diksi dan Puisi tidak bisa dipisahkan, bagaikan sambel dan pedasnya. Pertanyaan nya apakah Diksi dan Puisi ada pada tatanan akal pikiran? Bukankah struktur manusia terdiri dari jasad, akal fikiran, fuad, luf dan ruh? Bagaimana cara agar bisa dengan mudah merenda kata sehingga siapapun yang membacanya menggetar dan terpincut hatinya menjadi gundah gulana?

J. Apakah Diksi dan ada pada tatanan pikiran? Diksi tak melulu untuk puisi ya Bapak ibu. Bagaimana Diksi itu bisa masuk dalam pelataran logika, karena logika adalah akal yang digerakan sebuah ruh. Tulisan adalah hasil karya dari sebuah jasad yang diperintah oleh otak, kemudian ia menapaki kalbu sebagai jejak untuk bersuara. Suara itu tak melulu tentang ucapan, pula sebuah tulisan dengan segala keindahannya.

P3. Saya ingin sekali untuk mencoba menulis puisi tapi saya tidak memiliki kekayaan diksi Apa ada tips yang ibu miliki yang kiranya dapat menambah diksi saya sebagai pemula dan apakh langkh awal untuk memulai sebuh puisi

J. Tips bagaimana cara mengembangkan Diksi adalah dengan memperbanyak muara baca. Semakin banyak bahasa yang kita sentuh, semakin kaya padanan kata/diksi yang bisa kita jumpai. Jadi, siaplah dengan memulai dan membaca.

P4. Apakah diksi arahnya ke puisi? Apa diksi hanya untuk puisi? Apa ada syarat-syarat ketepatan diksi?

J. Disini saya tekankan Diksi tak melulu untuk puisi Diksi dijabarkan sebagai kekayaan bahasa, memaknai kata sebagai bentuk keindahan. Layaknya secangkir Teh, ada hangat yang perlu diresapi karena bahasa adalah jembatan dimana kita bisa mengerti dan saling memahami. Tulisan saya untuk Diksi kebanyakan adalah sebuah cerpen.

P5. Materi seni bahasanya?

J. Diksi adalah bagian dari Seni Bahasa, karena Seni Bahasa itu meliputi menulis, dan berbicara.

P6. Jika menulis adalah my passion, maka membaca adalah my duty. So bagaimana mengolahnya agar 5 panca indera itu tergali?

P7. Bagaimana mengolah panca indera agar tergali?

J. Panca indera itu melekat dalam jasad kita, kita tak perlu perintahkan ia untuk memandu hati kita membuat sebuah tulisan yang indah. Tugas kita adalah menerima sinyal dari kelima panca indera tersebut yang kemudian kita bisa jabarkan dalam sebuah tulisan. Ketika kelima indera itu kita libatkan, maka tak ada tulisan yang biasa. Pepatah mengatakan menulislah dengan hati Karena apa? Karena hati mampu menerka indera kita dengan baik.

P8. Apakah diksi selalu harus yang mengandung arti kiasan?

J. Diksi tak melulu sebuah kiasan, karena ia adalah sebuah padanan kata. Dalam google kentara di sebut dengan sinonim bagaimana tulisan kita tergali dengan baik? Sesekali jangan menulis kata yang kerap orang jumpai. Carilah padanan atau sinonim dari kata yang kita tunjuk.

P9. 1. Apakah puisi yang bagus itu yang sulit dipahami? Yang menjadikan kita mengernyitkan dahi dalam memahami? 2. Jika kita ingin mengungkapkan suatu rasa dan itu ternyata susah mencari diksi yang pas manakah yang lebih penting : ungkapan rasa yang lebih tepat terungkap atau mencari dulu diksi yang serasi?

J. 1. Puisi yang bagus itu bukan yang sulit difahami, tetapi memiliki pola arti dan tujuan. Setiap bait mengandung simpulan. Diksi hanyalah sebuah pemanis untuk mempercantik sebuah puisi. 2.Yang lebih penting adalah ungkapkan rasa yang lebih tepat. Karena rasa lahir dari hati ia tak pernah munafik, setelah rasa itu diutarakan, entah bahagia atau emosi ia akan lahir dalam diksi yang natura

P10. Apakah ada contoh diksi indah dalam karya tulis ilmiah?

J. Jika yang kita tulis adalah karya ilmiah, tentu bahasa yang kita gunakan adalah bahasa Ilmiah. Bisa saja sebuah karya ilmiah itu memiliki Diksi yang indah apabila karya ilmiah itu menyadur sebuah tema Sastra.

 P11. Bagaimanakah seharusnya sikap seorang penulis diksi ketika keadaan hati dan pikirannya sedang berkecamuk atau tidak baik-baik saja namun bisa tetap membuat tulisan/diksi yg bermakna dan menyentuh hati??

J. Emosi adalah bahasa hati. Biarkan ia mengalir luruh agar sampai pada puncak nan elegan. Menulislah dengan hati yang jujur, karena tulisan yang dicampuri oleh hati, maka ia akan sampai pada hati pembaca. Saya makin esmosi biasanya Diksinya makin banyak Makin baper, makin super. Makin Bucin tulisan makin micin (Nano-nano) karena saya selalu libatkan hati.

P12. Apakah pemilihan diksi harus disesuaikan dengan pembaca/pendengar? 2. Bagaimana teknik memilih diksi pada kata yang memiliki kemiripan arti?

J. 1. Ketika kita menulis, maka kita adalah seorang subjek yang memberi informasi. Apa yang akan kita tulis itu yang akan dinikmati pembaca. Menulislah untuk didengarkan pembaca, bukan menulis sesuai keinginan pembaca. 2. Tehnik memilih Diksi pada kata yang memiliki kemiripan arti? Saya kurang faham dengan pertanyaannya Diksi adalah padanan kata, ketika kita biasa menulis dengan bahasa sederhana, contoh 'mengucap' sesekali kita ganti dengan 'merapal'. Lebih aneh, lebih terkesan dan lebih membuat penasaran pembaca bukan?

P13. Ketika sekelompok kata tiba-tiba muncul menjadi kalimat yg berhamburan keluar dari hati lewat pikiran dan tertoreh diatas kertas menjadi sebuah catatan, apakah perlu diksi khusus sebagai label atas serangkaian kata yang muncrat bak lumpur Lapindo ?

J. Terimakasih Mbak Musiroh atas pertanyaannya penuh Diksi Ketika Diksi datang berjuntai mengalungi pikiran kita, maka kita hanya perlu menyusun rapi dengan apik. Agar tulisan kita menjadi epik nan menarik.

Sobat nusantara yang luar biasa, malam semakin menuntut haknya untuk rehat. Kebersamaan kita memang hanya di udara.Tapi tak menyurutkan terjalinnya suatu kisah.Ruang dan waktu kita memang beda, bukan berarti rasa tak boleh sama.Saat-saat langkah terayun menjauh. Jarak kitapun semakin membentang.Akankah semuanya tinggal kenangan?. Atau hanyut terbawa gelombang? Bahkan sirna terkubur oleh waktu? Semoga pertemuan ini adalah awal tegukan yang manis, mengawali cerita di layar kaca, menyusun kepingan kata, dan diseduh dengan rasa bahagia untuk terus belajar berprosa. Karena bahasa adalah jembatan. Antara hujan dan kemarau yang ketika dibubuhi embun ia menjadi pelangi, indah nan elegan. 

Malam semakin lelah dan bersiap menuju peraduan, Keharuman mimpi melambai mesra mengajak kita untuk segera menuju pelukan malam

Bapak/Ibu penggiat literasi nusantara. Meskipun semangat kita untuk mengikuti kelas ini masih menyala-nyala, tetapi larut telah menjemput kita untuk segera mengakhiri kelas kita. 

Materi yang sangat menginspirasi dan memotivasi, buat yang masih taraf belajar, harus terus semangat dan berprestasi. Waktu seakan cemburu melihat keromatisan kita, maka sebelum waktu membunuh kedekatan kita. biarkan kita mengalah untuk berpisah.

Waktupun mengurai tetesan hujan, menjadi bulir-bulir kenangan. Ia menelusuk tanpa permisi menuju nurani. Sobat, ini bukan suatu kebetulan, kita bisa bersama di dalam kelas menulis PGRI ini. Semua ada visi dan misi yang telah dititipkan Sang Maha Suci, pada diri kita masing-masing. bisa jadi visi dan misi yang sangat besar, mampu membuat kita bisa mengubah dunia dengan tulisan kita, visi misi paling sederhana adalah membuat kita berguna bagi keluarga. Visi misi kita untuk mewarnai lingkungan dengan aura positif. Tapi dari semua itu ada visi misi terbesar yang digariskan untuk kita lalui. Menulis membuat kita bahagia Menulis membuat kita berbeda Menulis membuat kita terkenang Menulis adalah obat paling mujarab untuk kita saat terluka Hanya dengan menulis membuat kita bisa menjadi diri kita sendiri

 “SEJATINYA KITA MENULIS BUKAN UNTUK DUNIA 

KITA MENULIS UNTUK DIRI KITA SENDIRI”