1.Perbedaan buku ajar dan bahan ajar dapat dilihat dari uraian
berikut ini :a.Bahan ajar adalah seperangkat
materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis
sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik
untuk belajar.
b.Bahan
ajar
merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan
mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan
tertulis atau pun tidak tertulis.
c. Bahan
ajar cetak
- Buku Teks
- Buku Referensi dan Monograf.
- Bahan ajar mandiri: Modul,
Panduan, Atlas/ Peta, Diagram/Poster, Brosur/ Leaflet/ Manual.
d. Bahan
ajar non-cetak
- Internet/Web Based
Courses/e-learning
- CAI (Pembelajaran
Berbantuan Komputer)
- Slide
- Video/TV
- Audio/Radio
e. Buku Ajar
Merupakan salah satu bentuk bahan ajar, yaitu
bahan ajar cetak tadi. Dalam pengertian resminya, buku ajar adalah buku ilmiah
berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis
dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran
(Pannen & Purwanto, 2001)
2. Pentingnya Buku Ajar Dalam Pembelajaran
Posisi buku
ajar sangat penting dalam proses pembelajaran, maka buku ajar harus disusun
dengan secara cermat dan tepat. Arti penting dari buku ajar itu adalah:
1) Guru/dosen lebih banyak waktu
untuk memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa. Bahan penting yang sudah
tersedia dalam buku ajar akan memberikan waktu bagi guru/dosen untuk melakukan
hal lain yang terkait erat dengan bidang studi.
2) Siswa dapat belajar sekalipun
tidak ada guru. Keaktifan guru di sekolah tidak menjamin seorang guru akan
menemani para siswa setiap waktu di sekolah. Sering ada kondisi mendadak,
persoalan keluarga, rapat dinas dan lain sebagainya yang menyebabkan guru tidak
berada di kelas. Adanya bahan ajar, justru menjadi solusi kelas yang bisa menjawab
soal, merangkum, menganalisa dan sebagainya, walaupun guru tidak ada.
3) Siswa dapat belajar kapan dan
di mana saja. Buku ajar adalah termasuk buku cetak sehingga mempelajarinya
tidak tergantung pada tempat dan waktu. Ia bisa dipelajari dimanapun dan
kapanpun di luar jam sekolah
4) Siswa tidak terlalu tergantung
kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi. Jika konsep pendidikan
sebelumnya, guru adalah tokoh yang dijadikan sebagai sumber tunggal dalam
belajar. Sedangkan sekarang, guru selain sebagai salah satu sumber belajar,
juga bisa sebagai pendamping atau fasilitator yang menggiring siswa sesuai
dengan kemampuannya
5) Siswa bisa belajar dengan kecepatan
masing-masing sesuai dengan potensi. Kemampuan orang berbeda-beda, daya serap
dan daya tangkap tentu berlainan pula. Buku ajar memberikan setiap orang untuk
berproses sesuai dengan kemampuan dan pemahaman masing-masing.
Buku ajar wajib diwujudkan oleh seorang guru karena mengacu pada Trilogi Pembelajaran, yaitu: Tujuan, Strategi, dan Penilaian. Seorang guru memiliki
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengajarnya yaitu dengan menulis
buku ajar sendiri sesuai mata pelajaran yang diampu dan sesuai dengan
karakteristik siswa.
3. Keuntungan yang didapat dari menulis buku ajar bagi guru/dosen, diantaranya :
1) Promosi & Kenaikan Pangkat
2) Mendapatkan insentif
3) Finansial-Royalti
4) Eksistensi diri
5) Media Ekspresi
6) Branding Personal dan Institusi
7) Penguatan Keilmuan
8) Eksistensi diri
9) Penguatan
keilmuan.
4. Buku
Ajar dan Buku Hasil Penelitia/ Hasil Pemikiran
a. Naskah sebagai
pembelajar akan menghasilkan beberapa jenis buku ajar, yaitu:
1) Buku Ajar
Buku pegangan suatu mata pelajaran/mata kuliah yang ditulis dan disusun
oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah pembelajaran (sesuai Rencana
Pembelajaran) serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.
2) Buku Modul
Buku dalam bentuk modul-modul terpisah sesuai
dengan pokok bahasan. Disusun berdasarkan rancangan pembelajaran, dan
disebarluaskan kepada mahasiswa/siswa untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran
3) Diktat
Buku untuk suatu mata pelajaran/mata kuliah yang
ditulis dan disusun oleh pengajar, mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan
disebarluaskan kepada peserta didik
4) Petunjuk
Praktikum
Buku pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara, persiapan,
pelaksanaan, analisis data pelaporan, ditulis oleh dosen/guru atau tim
dosen/tim guru yang menangani kegiatan praktikum dan ditulis dengan
kaidah-kaidah tulisan ilmiah
5) Naskah Tutorial
Bahan rujukan untuk kegiatan tutorial suatu mata
pelajaran/mata kuliah yang disusun/ditulis dengan kaidah tulisan ilmiah.
b. Naskah sebagai
peneliti akan menghasilkan buku-buku teks umum,
1) Buku Referensi: hasil penelitian atau hasil
pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang substansi, pembahasannya
pada suatu bidang ilmu, ditulis dengan mengikuti kaidah ilmiah dan
disebarluaskan secara resmi
2) Monograf: hasil penelitian atau hasil pemikiran yang
dipublikasikan dalam bentuk buku yang membahas hanya pada satu hal saja dalam
suatu bidang ilmu.
5. Ciri-ciri Perbedaan Buku Ajar dengan Buku Teks
Secara umum, naskah atau buku dibedakan menjadi buku ajar dan buku
teks.
a. Ciri-ciri Buku Ajar:
1).
Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mahasiswa.
2).
Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3).
Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
4).
Strukturnya berdasarkan kompetensi yang akan dicapai.
5). Ada
pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.
6).
Selalu memberikan rangkuman.
7).
Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa
8).
Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.
9).
Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa.
10).Mencantumkan
petunjuk penggunaan buku ajar.
b. Ciri-ciri Buku Teks pada umumnya:
1).
Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca umum, dipasarkan secara
luas.
2). Tidak
selalu menjelaskan tujuan pembelajaran.
3).
Disusun secara linier.
4).
Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu (content).
5). Belum
tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.
6). Belum
tentu ada rangkuman.
7).
Materi buku teks sangat luas
8).
Dikemas untuk dijual secara umum.
9).Tidak
ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai.
10).Tidak
memberikan petunjuk cara mempelajarinya.
6. Cara Penulisan Buku Ajar
Buku ajar dalam dunia pendidikan sangatlah
penting karena akan menjadi suluh bagi guru/ dosen dan siswa/mahasiswa dalam
melakukan proses pembelajaran. Setelah membahas mengenai pengertian, arti penting
dan berbagai jenis buku ajar, sekarang akan diarahkan pada bagaimana menulis
buku ajar.
Ada tiga model yang ditawarkan, dalam langkah-langkah
menyusun buku ajar:
a. Penataan Informasi (compilation text)
Guru/Dosen
dapat melakukan kompilasi bahan dari berbagai sumber yang telah beredar di
pasaran berdasarkan silabus/RPS yang telah disusun.
Prosedur kompilasinya sebagai berikut:
1) Kumpulkan seluruh buku,
artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata
pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS.
2) Tentukan bagian-bagian buku,
artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per
Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
3) Fotokopi
seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan
RPS.
4) Pilahlah
hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.
5) Buatlah/tulislah
halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan Kajian/BAB.
6) Bahan-bahan yang sudah
dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Bahan Kajian kemudian dijilid
rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada siswa/mahasiswa).
7) Buatlah/tulislah pedoman
guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah
dikompilasi tersebut.
b. Pengemasan Kembali (information repackaging)
Guru/Dosen
melakukan pengemasan kembali dari sumber-sumber yang telah ada disesuaikan
dengan kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai dalam silabus/RPS.
Caranya:
1). Informasi
yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan.
2). Informasi
tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang
sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah).
3) Kemudian
ditambahkan dengan informasi berikut:
a) Kemampuan/kompetensi
yang akan dicapai.
b) Petunjuk
belajar bagi siswa/mahasiswa.
c) Latihan.
d) Ringkasan.
e) Umpan
balik.
f) Evaluasi
formatif.
c. Menulis Sendiri (starting from scratch)
Guru/Dosen
menulis sendiri berdasarkan kepakaran atau keahliannya berdasarkan silabus/RPS
mata pelajaran/ mata kuliah yang diampunya. Ada beberapa modal yang seharusnya
dan sewajarnya dimiliki oleh guru/ dosen sehingga buku ajar itu perlu ditulis
oleh guru/ dosen itu sendiri. Modal tersebut adalah:
1) Guru
merupakan pakar dalam bidangnya (menguasai bidang ilmu).
2) Guru
mempunyai kemampuan menulis.
3) Guru
memahami kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu yang dibinanya.
4) Guru
memiliki kemampuan mendesain pembelajaran.
d. Prosedur Kompilasi
1) Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan
lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar
pustaka di RPS.
2) Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian
dari sumber acuan lain yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
3) Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Bahan
Kajian sesuai dengan RPS.
4) Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan
urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.
5) Buatlah/tulislah halaman
penyekat bahan untuk setiap Bahan Kajian/BAB.
6) Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk
setiap Bahan Kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi
kepada mahasiswa).
7) Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa
untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut.
e. Prosedur Pengemasan Kembali Informasi
1) Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan
kebutuhan (RPS + RTM)
2) Informasi
tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang
sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah),
3)
Tambahkan: Kemampuan/kompetensi yang akan dicapai. Petunjuk belajar bagi
mahasiswa. Latihan. Ringkasan. Umpan balik. Evaluasi formatif.
7. Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pemilihan materi buku ajar
yaitu :
a. Prinsip Relevansi
Materi pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan memberikan
kontribusi bagi upaya pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan
akhir. Misalnya, jika kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa/mahasiswa berupa
menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.
b. Prinsip Konsistensi/Keajegan
Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan akhir yang
ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun dari taksonominya. Jika
kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku
ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat macam.
c. Prinsip Kecukupan
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang
membantu mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak
perlu untuk mempelajarinya.
8. Sistematika Buku Ajar
Sistematika yang digunakan untuk menulis buku ajar biasanya
tergantung dari penerbit, tetapi sebagai seorang guru juga memiliki kesiapan
untuk menata outline buku sendiri yaitu:
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
Daftar Pustaka
Senarai (glossary)
Pertimbangan lain yang dapat memotivasi dalama penulisan buku ajar
oleh guru/dosen dengan menulis sendiri adalah karena guru merupakan pakar dalam
bidangnya (menguasai bidang ilmu), mempunyai kemampuan menulis, memahami
kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu yang dibinanya, dan memiliki kemampuan
mendesain pembelajaran.
1) Pendahuluan, terdiri dari:
a). Deskripsi singkat berupa gambaran umum
tentang cakupan bab tersebut.
b). Relevansi antara bab tersebut dengan
pengalaman yang telah dimiliki siswa atau manfaat bagi siswa.
2) Tinjauan Mata Pelajaran:
a) Prakata
b) Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi Mahasiswa
c). Identitas Mata Kuliah
d). Deskripsi Singkat Isi Buku Ajar
e). Kegunaan Mata Kuliah bagi Mahasiswa
f). Capaian Pembelajaran Mata kuliah
3) Penyajian:
a). Uraian atau penjelasan materi (sesuai dengan jenis
materi) dan diikuti dengan contoh-contoh.
b). Ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi.
c). Tugas dan Latihan yang dilakukan siswa setelah
membaca uraian materi.
d) Rangkuman/ringkasan dari konsep atau prinsip
yang dibahas.
4) Penutup, terdiri dari:
a). Penilaian, konsisten dengan rumusan indikator dan
Kemampuan Akhir.
b). Umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil
belajarnya (kunci jawaban tes).
c). Tindak
lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
SENARAI, berupa daftar
istilah teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan.
DAFTAR
INDEX (jika diperlukan).
Penjelasan Tambahan Melalui Tanya Jawab:
1. Buku
ajar berasal dari RPP, kemudian kita tuangkan dalam buku ajar tersebut. Buku
ajar ini juga berisi materi dan juga soal2 sebagai mana buku LKS. Buku ajar ini
isinya sesuai dengan rancangan yang akan di bangun untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Desain
isi seperti apa itu yg tentukan sendiri, tentunya mengikuti karakter dan kemampuan
siswanya. Ini yg dikatakan bukunya ada ruhnya.
RPP
itu bahasan dari indikator yang syarat dengan kompetensi yang akan dicapai. Langkah-langkah
penulisan bukunya akan disesuaikan dengan ide-ide kreatif yang ada dalam angan-angan
penulis.
Tentunya
saat ini siswa kita sudah masuk era gadgeting, maka kita harus lebih banyak
menggunakan buku yang milenial yang dikombain dengan materi yang sesuai. untuk
soal-soal dan LKS ini akan rancangan dari guru sendiri, bisa juga diangkat sebagai
permasalahan yang harus dituntaskan.
2. Caranya
untuk menuliskan sebuah referensi didalam buku ajar. Buku referensi ini adalah
hasil penelitian yg didukung oleh beberapa temuan sebelumnya yang bisa
mendukung hasil penelitian secara ilmiah, dan ini sangat mengkerucut.
Buku referensi itu berdasakan
penelitian, sedang buku ajar hasil desain seorang guru dari RPSnya.
Cara
mengkolaborasikan antara referensi ke buku ajar, tentunya adalah guru bisa mengambil
cuplikan hasil penelitian atau materi yang sangat menarik di antara materi yang
sudah disiapkan diangkat menjadi sebuah buku ajar, ini menarik sekali, seperti
buku milik ibu Narasumber yang menang tersebut, adalah hasil penelitian di
kampus karena menarik saat itu perlu ilmu tentang belajar jarak jauh terutama
ilmu Bimbingan Konseling yaitu bagaimana siswa/mahasiswa memiliki sikap
menghormati/menghargai guru/dosen dalam belajar, ini yg sy angkat dlm buku saya
tersebut, ini namanya buku bernovelty, buku yang ada ruhnya.
Bapak ibu bisa
mengangkat salah satu rancangan yang sudah tersedia, ambil salah satunya baru
di carikan teorinya, sebagai bahan referensi terkait keilmuan tersebut. Jadilah
buku ajar yang sangat menarik dan sangat dibutuhkan oleh siswa karena guru
mengangkat buku tersebut dari pengalaman guru itu sndiri di kelas.
3. Buku ajar itu sama dengan mengupas diri sendiri sebagai guru
mata pelajaran yang di ampu. Pengetahuan tentang mata pelajaran ini, guru
tersebut yang mendesain indikatornya. Jika kita tahu ruhnya buku, maka
mengajar itu sangat mudah. dan luapan emosi kita dalam merancang buku itu
akan mengikuti gaya pembuatan buku ini, sehingga buku ini akan tepat sasaran
apa yang dibutuhkan siswa, karena yang lebih tahu kebutuhan siswa ini adalah
guru yang bersangkutan.
4. Saya ingin sekali
bisa membuat buku ajar sendiri dan malam ini dapat tercerahkan dengan materi
yang ibu sampaikan. Buku ajar ini berasal dari RPP kita yang kemudian kita
tuangkan dalam buku ajar tersebut, kemudian apakah buku ajar ini juga berisi
materi dan juga soal-soal sebagai mana buku LKS.
Seperti apa kesungguhan
dalam mewujudkan keinginan untuk membuat buku mari buktikan. Buku ajar ini
sesuai dengan rancangan yang akan di bangun untuk menyampaikan materi. Desain
isi seperti apa, bisa ditentukan sendiri, tentunya dengan mengikuti karakter
dan kemampuan siswanya. Ini yg dikatakan bukunya ada ruhnya.
RPP itu bahasan dari
indikator yang syarat dengan kompetensi yang akan dicapai. Langkah-langkah
penulisan bukunya akan disesuaikan dengan ide-ide kreatif yang ada dalam angan-angan
penulis. Tentunya saat ini siswa kita sudah masuk era gadgeting, jadi kita harus
lebih banyak menggunakan buku yang milenial yang dikombain dengan materi yang
sesuai, untuk soal-soal dan LKS ini kan rancangan dari guru sendiri, bisa
juga di angkat sebagai permasalahan yang harus dituntaskan.
5. Siswa diberi kebebasan untuk mengasah kemampuannya, maka guru
harus punya inisiasi yang super. Bahan ajar yang menarik adalah bahan ajar
yang bisa memenuhi kebutuhan siswanya. Siswa akan belajar mandiri yang diberi
kebebasan untuk mengolah info dari guru, bagaimana buku yang tepat ini
siswa yang belajar mandiri, gurulah yang harus memfasilitasi buku
modul. Langkah-langkah pembelajaran dan kegiatannya disatukan dalam buku
Modul atau buku Panduan, mengikuti kriteria penulisan buku modul.
6. Rencana
Pembelajaran Semester (RPS) dengan Rencana Tugas Semester Mahasiswa (RTM). Buku ajar saat ini memang di sarankan mengikuti siswa yg kekinian. Aplikasi, sangat
bagus apalagi menciptakan sendiri aplikasi dan implementasinya, Buku hasil
PTK, bisa masuk sebagai buku referensi yang bobotnya tinggi, KUMnya bisa 40
full, masuk juga sebagai buku monograf, karena PTK adalah bagian dari hasil
penelitian.
"Guru merupakan sosok yang
akan ditiru, guru sebagai model yang akan menjadi figur, daya pandang siswa tak
terukur karena melihat sosok guru idaman.
Torehan guru menjadi
prasasti bagi siswa, maka lantas guru mau seenaknya tanpa harus menjawab
kebutuhan siswa yang sesungguhnya??
Sungguh tidak manusiawi jika
seorang guru tidak merancang pembelajaran yang sesuai kebutuan siswa.
Marilah kita menjadi seorang
guru yang memiliki komitmen untuk menghargai diri sendiri sebagai seorang yang
sangat ditunggu siswa.
Jadilah guru yang kreatif,
desainlah pembelajaran yang menarik, buatlah buku sebagai hasil karya guru yang
ditunggu".
Hal
utama sebagai penulis buku adalah
menguasai penguasaan ilmu, kemampuan berbahasa, dan paling penting adalah punya
komitmen. (Dr. Mudifatun Isriyah)
Demikian
sedikit penjelasan mengenai materi buku ajar. Diharapkan penjelasan ini bisa
memberikan gambaran langkah-langkah membuat buku ajar dengan berbagai jenis dan
prinsip-prinsip dasarnya yang sudah dijelaskan di atas.
Terakhir,
sebagai penutup, dari berbagai informasi yang dijelaskan di atas mudah-mudahan
bisa menjadi fondasi pemahaman para guru/ dosen untuk mempunyai buku ajar, baik
dengan cara mengumpulkan dan meramu berbagai informasi sesuai kebutuhan,
ataupun dengan cara membuat sendiri buku ajar yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan di masing-masing tempat.
Bagaimanapun,
guru/ dosen merupakan sebuah profesi yang mengandalkan adanya latar belakang
pendidikan sehingga penguasaan materi, penguasaan tentang membaca dan
penguasaan tentang menulis sudah include di dalam diri guru/ dosen itu sendiri.
Oleh
karena itu, menguasai bidang ilmu, membaca, dan menulis merupakan modal guru/
dosen dalam menjalankan profesinya. Kalaupun ada kekurangan atau hal yang
perlu ditingkatkan, hal itu merupakan sebuah kewajaran, karena proses
pembelajaran itu dilakukan seumur hidup.
Semoga
penjelasan ini bisa bermanfaat, dan terus semangat bagi semua guru/ dosen yang
ada di seluruh Indonesia. Terutama sekali bagi guru/ dosen yang ada di
daerah-daerah yang agak jauh dari ketersediaan fasilitas memadai untuk
melaksanakan sebuah proses pembelajaran.
Tetap semangat Berliterasi!!!