Senin, 19 Juni 2023

KBMN 29-RESUME 1-MENULIS SETIAP HARI

YOU CAN DO IT! MENULIS SETIAP HARI

Gelombang   : 29

Resume         : 1

Hari,Tanggal : Senin, 19 Juni 2023

Tema             : Menulis Setiap Hari

Judul             : You Can Do It! Menulis Setiap Hari

Narasumber  : Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd

Moderator     :  Raliyanti

KBMN 29 pada pertemuan pertama ini menghadirkan narasumber seorang master, seseorang yang begitu luar biasa kiprahnya sebagai penggiat literasi dan sudah tidak diragukan lagi. Seseorang yang sangat menginspirasi dan begitu low profile. Beliau pakar penulis sekalgus founder KBMN PGRI yang sangat menginspirasi yaitu bapak Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd, yang hadir dengan slogan "menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi" dan didampingi oleh moderator ibu Raliyanti. 

Alhamdulillah masih diberikan kesempatan bergabung di grup orang-orang hebat, grup orang-orang yang haus akan ilmu serta berkeinginan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Semoga bisa tetap fokus mewujudkan keinginan mengikuti seluruh pertemuan. Moderator juga mengingatkan bahwa setelah chat grup dibuka di akhir acara, seluruh peserta pelatihan bisa langsung kirim link blog resumenya  di link form ini: https://s.id/setorresumegel29

"Menulis dan membaca adalah sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan makan dan minum. Oleh karena itu kita perlu menulis setiap hari" 

Om Jay mulai menjelaskan, bahwa kita dapat menulis tanpa ide. Tanpa disadari Ide itu muncul dengan Sendirinya. Tulis saja apa yang dapat dilihat, misalnya dapat berupa barang atau benda yang ada di didepan kita. Tidak perlu banyak menulis kata-kata bila kehilangan ide. Tuliskan saja barang atau benda yang ada di depan mata ketika belajar menulis. Menulis adalah sebuah kebutuhan seperti makan dan minum. Jadi kalau sehari tak menulis, rasanya ada yang hilang. Menulis adalah kemahiran berbahasa. Hal yang pertama adalah mendengar, kedua adalah berbicara, ketiga adalah membaca, dan yang keempat sekali lagi adalah menulis.

Keterampilan berbahasa adalah kekuatan nalar atau logika.Biasanya orang-orang yang logikanya baik dapat diduga kemampuan berbahasanya baik. Tetapi, bila orang yang berbahasa verbal (lisan) itu baik belum tentu bahwa berbahasa tulisan (grafis)nya baik. Menulis perlu kekuatan lain, misalnya penguasaan simbol-simbol grafis seperti titik, koma, tanda tanya, tanda seru, tanda kutip, dan lain-lain.

"Jangan menjadi seorang penulis bila anda tidak suka membaca karya tulis orang lain. Menulis itu menyenangkan dan mengasyikkan"

Menulis dapat melahirkan prestasi. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Hasil tidak pernah menghianati proses. Oleh karena itu, bila ingin menjadi seorang penulis yang baik, maka berlatihlah menulis setiap hari. Upayakan membiasakan diri menulis 500 kata setiap harinya. Hasilnya seseorang menjadi terbiasa menulis dan tidak pernah kehilangan ide dalam menulis. Mulailah menulis dari 3 alinea saja, alinea pembukaan, isi, dan penutup. Dengan ketiga alinea itu, bisa dikembangkan lagi menjadi beberapa alinea. 


Dengan menulis kita bersedekah ilmu
Dengan menulis kita berusaha menyampaikan pesan dan informasi yang diperlukan
Ikatlah Ilmu dengan tulisanmu 

Penutup, Om Jay menegaskan, kita harus pandai mengelola waktu dengan menggunakan skala prioritas mana dulu yang harus dikerjakan. Menulis tiap hari harus kita mulai dengan penuh percaya diri, menulis harus dipaksakan dan lawan diri sendiri dari kemalasan. setiap orang bisa menulis dan untuk menulis yang baik perlu banyak berlatih dan berguru kepada pakarnya.





Senin, 24 April 2023

KBMN 28-RESUME 19-TIPS MENULIS BUKU AJAR

 TIPS MENULIS BUKU AJAR





















      Gelombang        : 28
          Resume           : 19

          Hari,Tanggal   : Senin, 20 Februari 2023

          Tema               : Menulis Buku Ajar

          Judul                 : Tips Menulis Buku Ajar

          Narasumber      :Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd

          Moderator       : Mutmainah


Malam ini pertemuan ke-19 KBMN 28. Materi malam ini menjadikan guru kreatif dengan belajar Menulis Buku Ajar bersama Narasumber hebat ibu Dr. Mudafiatun Isriyah, M. Pd. dan moderator Mutmainah. 

Ibu narasumber adalah Penulis Buku Terbaik Perpusnas 2023, Konselor dan penulis juga asesor BAN PAUD Jawa Timur. Lulus cum laude prodi PAUD UNESA Surabaya dan melanjutkan studi di Universitas Negeri Malang untuk meraih gelar doktor Bimbingan dan Konseling. Peraih buku terbaik Perpusnas 2021 bersama prof Ekoji dalam tantangan menulis selama satu minggu. Profil dan biodata lengkap Ibu narasumber dapat dibaca pada link berikut https://www.kompasiana.com/mudaisriyah/63f23e524addee59a3385632/cv-dr-mudafiatun-isriyah-m-pd

"Apakah siswa yang kita didik sudah belajar dengan benar?" “Cukupkah materi yang didapat siswa selama belajar?” “Apakah materi yang didapat oleh siswa sesuai dengan kebutuhann dan kemampuannya?” Selama ini buku ajar apa yang sering kita gunakan? Masih banyak pertanyaan reflektif bagi guru terkait materi pelajaran. Pernahkah terbersit dalam diri kita untuk membuat buku ajar sendiri? Buku yang kita sesuaikan dengan karakter, latar belakang, dan kemampuan siswa kita masing-masing. 

“Tahu kau mengapa aku sayangi? kau lebih dari siapapun. Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. 

(Pramudya Ananta Toer)

“Menulislah dengan tulisan jelek,

karena tulisan yang bagus hanya bonus dari kebiasaan".

Menulis merupakan tingkat literasi paling tinggi setelah mendengar, berbicara, dan membaca. Meskipun menulis tidak mudah namun harus tetap dilakukan sebagai bukti kita ikut memberikan sesuatu bagi peradaban. Tanpa meninggalkan tulisan manusia akan semakin mudah dilupakan. (Ustadzah Emut)

Anda mungkin akan terkejut ketika membuat buku ajar dan ternyata buku tersebut banyak digunakan oleh ribuan sekolah. Tentu saja royalty bukunya ikut bertambah dan jangan kaget akan ada uang ratusan juta masuk ke rekening anda. Ini hanya berbagi semangat saja, dan semoga bapak ibu bisa bertanya langsung kepada pakarnya". (Dr. OmJay)


Malam ini Ibu Narasumber akan menjelaskan “Menulis Buku Ajar” yang meliputi materi:
1. Bahan Ajar  VS  Buku Ajar
2. Pentingnya BA dalam pembelajaran
3. Buku Ajar dan Buku Hasil Penelitian/Hasil Pemikiran
4. Cara Penulisan Buku Ajar
5. Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar

Buku ajar diharapkan tidak bertumpu pada penerbit besar yang menyeragamkan materi di semua sekolah. Buku ajar itu harus disesuaikan dengan kondisi dan potensi lokalitas masing-masing, dan idealnya lahir dari lokal sesuai dengan keadaan dan kondisi masing-masing. 


Bahan Ajar VS  Buku Ajar
1.Perbedaan buku ajar dan bahan ajar dapat dilihat dari uraian berikut ini :

a.Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

b.Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis atau pun tidak tertulis.

c. Bahan ajar cetak

- Buku Teks

- Buku Referensi dan Monograf.

- Bahan ajar mandiri: Modul, Panduan, Atlas/ Peta, Diagram/Poster, Brosur/ Leaflet/ Manual.

d. Bahan ajar non-cetak

- Internet/Web Based Courses/e-learning

- CAI (Pembelajaran Berbantuan Komputer)

- Slide

- Video/TV

- Audio/Radio

e. Buku Ajar

 Merupakan salah satu bentuk bahan ajar, yaitu bahan ajar cetak tadi. Dalam pengertian resminya, buku ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001)


2. Pentingnya Buku Ajar Dalam Pembelajaran

Posisi buku ajar sangat penting dalam proses pembelajaran, maka buku ajar harus disusun dengan secara cermat dan tepat. Arti penting dari buku ajar itu adalah:

1) Guru/dosen lebih banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa. Bahan penting yang sudah tersedia dalam buku ajar akan memberikan waktu bagi guru/dosen untuk melakukan hal lain yang terkait erat dengan bidang studi.

2) Siswa dapat belajar sekalipun tidak ada guru. Keaktifan guru di sekolah tidak menjamin seorang guru akan menemani para siswa setiap waktu di sekolah. Sering ada kondisi mendadak, persoalan keluarga, rapat dinas dan lain sebagainya yang menyebabkan guru tidak berada di kelas. Adanya bahan ajar, justru menjadi solusi kelas yang bisa menjawab soal, merangkum, menganalisa dan sebagainya, walaupun guru tidak ada.

3) Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja. Buku ajar adalah termasuk buku cetak sehingga mempelajarinya tidak tergantung pada tempat dan waktu. Ia bisa dipelajari dimanapun dan kapanpun di luar jam sekolah

4) Siswa tidak terlalu tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi. Jika konsep pendidikan sebelumnya, guru adalah tokoh yang dijadikan sebagai sumber tunggal dalam belajar. Sedangkan sekarang, guru selain sebagai salah satu sumber belajar, juga bisa sebagai pendamping atau fasilitator yang menggiring siswa sesuai dengan kemampuannya

5) Siswa bisa belajar dengan kecepatan masing-masing sesuai dengan potensi. Kemampuan orang berbeda-beda, daya serap dan daya tangkap tentu berlainan pula. Buku ajar memberikan setiap orang untuk berproses sesuai dengan kemampuan dan pemahaman masing-masing.


Buku ajar wajib diwujudkan oleh seorang guru karena mengacu pada Trilogi Pembelajaran, yaitu: Tujuan, Strategi, dan Penilaian. Seorang guru memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengajarnya yaitu dengan menulis buku ajar sendiri sesuai mata pelajaran yang diampu dan sesuai dengan karakteristik siswa.

3. Keuntungan yang didapat dari menulis buku ajar bagi guru/dosen, diantaranya :

1)  Promosi & Kenaikan Pangkat

2)  Mendapatkan insentif

3)  Finansial-Royalti

4)  Eksistensi diri

5)  Media Ekspresi

6)  Branding Personal dan Institusi

7)  Penguatan Keilmuan

8)  Eksistensi diri

9)  Penguatan keilmuan.


4. Buku Ajar dan Buku Hasil Penelitia/ Hasil Pemikiran

a. Naskah sebagai pembelajar akan menghasilkan beberapa jenis buku ajar, yaitu:

1) Buku Ajar

  Buku pegangan suatu mata pelajaran/mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah pembelajaran (sesuai Rencana Pembelajaran) serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.

2) Buku Modul

  Buku dalam bentuk modul-modul terpisah sesuai dengan pokok bahasan. Disusun berdasarkan rancangan pembelajaran, dan disebarluaskan kepada mahasiswa/siswa untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran

3) Diktat

  Buku untuk suatu mata pelajaran/mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pengajar, mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebarluaskan kepada peserta didik

4) Petunjuk Praktikum

   Buku pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara, persiapan, pelaksanaan, analisis data pelaporan, ditulis oleh dosen/guru atau tim dosen/tim guru yang menangani kegiatan praktikum dan ditulis dengan kaidah-kaidah tulisan ilmiah

5) Naskah Tutorial

     Bahan rujukan untuk kegiatan tutorial suatu mata pelajaran/mata kuliah yang disusun/ditulis dengan  kaidah tulisan ilmiah.


b. Naskah sebagai peneliti akan menghasilkan buku-buku teks umum,

1) Buku Referensi: hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang substansi, pembahasannya pada suatu bidang ilmu, ditulis dengan mengikuti kaidah ilmiah dan disebarluaskan secara resmi

  2) Monograf: hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang membahas hanya pada satu hal saja dalam suatu bidang ilmu. 


5. Ciri-ciri Perbedaan Buku Ajar dengan Buku Teks 

Secara umum, naskah atau buku dibedakan menjadi buku ajar dan buku teks.

a. Ciri-ciri Buku Ajar:

1). Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mahasiswa.

2). Menjelaskan tujuan pembelajaran. 

3). Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.

4). Strukturnya berdasarkan kompetensi yang akan dicapai.

5). Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.

6). Selalu memberikan rangkuman. 

7). Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa

8). Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.

9). Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa.

10).Mencantumkan petunjuk penggunaan buku ajar. 


b. Ciri-ciri Buku Teks pada umumnya:

1). Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca umum, dipasarkan secara luas.

2). Tidak selalu menjelaskan tujuan pembelajaran. 

3). Disusun secara linier. 

4). Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu (content).

5). Belum tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.

6). Belum tentu ada rangkuman.

7). Materi buku teks sangat luas

8). Dikemas untuk dijual secara umum.

9).Tidak ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai. 

10).Tidak memberikan petunjuk cara mempelajarinya.


6. Cara Penulisan Buku Ajar

    Buku ajar dalam dunia pendidikan sangatlah penting karena akan menjadi suluh bagi guru/ dosen dan siswa/mahasiswa dalam melakukan proses pembelajaran. Setelah membahas mengenai pengertian, arti penting dan berbagai jenis buku ajar, sekarang akan diarahkan pada bagaimana menulis buku ajar. 


Ada tiga model yang ditawarkan, dalam langkah-langkah menyusun buku ajar:

a.  Penataan Informasi (compilation text)

    Guru/Dosen dapat melakukan kompilasi bahan dari berbagai sumber yang telah beredar di pasaran berdasarkan silabus/RPS yang telah disusun.

Prosedur kompilasinya sebagai berikut:

1) Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS. 

2) Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS. 

3) Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS. 

4) Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.

5) Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan Kajian/BAB. 

6) Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Bahan Kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada siswa/mahasiswa). 

7) Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut.


b. Pengemasan Kembali (information repackaging)

    Guru/Dosen melakukan pengemasan kembali dari sumber-sumber yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai dalam silabus/RPS.


Caranya:

1). Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan.

2). Informasi tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah).

3) Kemudian ditambahkan dengan informasi berikut:

a) Kemampuan/kompetensi yang akan dicapai. 

b) Petunjuk belajar bagi siswa/mahasiswa. 

c) Latihan. 

d) Ringkasan. 

e) Umpan balik. 

f) Evaluasi formatif.


c. Menulis Sendiri (starting from scratch)

   Guru/Dosen menulis sendiri berdasarkan kepakaran atau keahliannya berdasarkan silabus/RPS mata pelajaran/ mata kuliah yang diampunya. Ada beberapa modal yang seharusnya dan sewajarnya dimiliki oleh guru/ dosen sehingga buku ajar itu perlu ditulis oleh guru/ dosen itu sendiri. Modal tersebut adalah:

1) Guru merupakan pakar dalam bidangnya (menguasai bidang ilmu). 

2) Guru mempunyai kemampuan menulis. 

3) Guru memahami kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu yang dibinanya. 

4) Guru memiliki kemampuan mendesain pembelajaran. 


d.  Prosedur Kompilasi

1) Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS.

2) Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.

3)  Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS. 

4) Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS. 

5) Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan Kajian/BAB.

6) Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Bahan Kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada mahasiswa).

7) Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut. 


e.  Prosedur Pengemasan Kembali Informasi

1) Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (RPS + RTM)

2) Informasi tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah),

3) Tambahkan: Kemampuan/kompetensi yang akan dicapai. Petunjuk belajar bagi mahasiswa. Latihan. Ringkasan. Umpan balik. Evaluasi formatif.


7. Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar

    Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pemilihan materi buku ajar yaitu :

a. Prinsip Relevansi

   Materi pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa/mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.


b. Prinsip Konsistensi/Keajegan

   Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun dari taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat macam. 


c. Prinsip Kecukupan

  Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.


8. Sistematika Buku Ajar

   Sistematika yang digunakan untuk menulis buku ajar biasanya tergantung dari penerbit, tetapi sebagai seorang guru juga memiliki kesiapan untuk menata outline buku sendiri yaitu:

    Pendahuluan

    Penyajian

    Penutup

    Daftar Pustaka

    Senarai (glossary)


   Pertimbangan lain yang dapat memotivasi dalama penulisan buku ajar oleh guru/dosen dengan menulis sendiri adalah karena guru merupakan pakar dalam bidangnya (menguasai bidang ilmu), mempunyai kemampuan menulis, memahami kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu yang dibinanya, dan memiliki kemampuan mendesain pembelajaran.


1) Pendahuluan, terdiri dari:

a).  Deskripsi singkat berupa gambaran umum tentang cakupan bab tersebut. 

b). Relevansi antara bab tersebut dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa atau manfaat bagi   siswa.

2) Tinjauan Mata Pelajaran:

a)  Prakata 

b)  Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi Mahasiswa

c). Identitas Mata Kuliah

d). Deskripsi Singkat Isi Buku Ajar

e). Kegunaan Mata Kuliah bagi Mahasiswa

f). Capaian Pembelajaran Mata kuliah

3) Penyajian:    

a). Uraian atau penjelasan materi (sesuai dengan jenis materi) dan diikuti dengan contoh-contoh.

b). Ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi.

c). Tugas dan Latihan yang dilakukan siswa setelah membaca uraian materi.

d)  Rangkuman/ringkasan dari konsep atau prinsip yang dibahas.

4) Penutup, terdiri dari:  

a). Penilaian, konsisten dengan rumusan indikator dan Kemampuan Akhir.

b). Umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil belajarnya (kunci jawaban tes).

c). Tindak lanjut.


DAFTAR PUSTAKA 

SENARAI, berupa daftar istilah teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan. 

DAFTAR INDEX (jika diperlukan).

Penjelasan Tambahan Melalui Tanya Jawab:

1. Buku ajar berasal dari RPP, kemudian kita tuangkan dalam buku ajar tersebut. Buku ajar ini juga berisi materi dan juga soal2 sebagai mana buku LKS. Buku ajar ini isinya sesuai dengan rancangan yang akan di bangun untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Desain isi seperti apa itu yg tentukan sendiri, tentunya mengikuti karakter dan kemampuan siswanya. Ini yg dikatakan bukunya ada ruhnya.

RPP itu bahasan dari indikator yang syarat dengan kompetensi yang akan dicapai. Langkah-langkah penulisan bukunya akan disesuaikan dengan ide-ide kreatif yang ada dalam angan-angan penulis.

Tentunya saat ini siswa kita sudah masuk era gadgeting, maka kita harus lebih banyak menggunakan buku yang milenial yang dikombain dengan materi yang sesuai. untuk soal-soal dan LKS ini akan rancangan dari guru sendiri, bisa juga diangkat sebagai permasalahan yang harus dituntaskan.


2. Caranya untuk menuliskan sebuah referensi didalam buku ajar. Buku referensi ini adalah hasil penelitian yg didukung oleh beberapa temuan sebelumnya yang bisa mendukung hasil penelitian secara ilmiah, dan ini sangat mengkerucut.

Buku referensi itu berdasakan penelitian, sedang buku ajar hasil desain seorang guru dari RPSnya.

 

Cara mengkolaborasikan antara referensi ke buku ajar, tentunya adalah guru bisa mengambil cuplikan hasil penelitian atau materi yang sangat menarik di antara materi yang sudah disiapkan diangkat menjadi sebuah buku ajar, ini menarik sekali, seperti buku milik ibu Narasumber yang menang tersebut, adalah hasil penelitian di kampus karena menarik saat itu perlu ilmu tentang belajar jarak jauh terutama ilmu Bimbingan Konseling yaitu bagaimana siswa/mahasiswa memiliki sikap menghormati/menghargai guru/dosen dalam belajar, ini yg sy angkat dlm buku saya tersebut, ini namanya buku bernovelty, buku yang ada ruhnya.

 

Bapak ibu bisa mengangkat salah satu rancangan yang sudah tersedia, ambil salah satunya baru di carikan teorinya, sebagai bahan referensi terkait keilmuan tersebut. Jadilah buku ajar yang sangat menarik dan sangat dibutuhkan oleh siswa karena guru mengangkat buku tersebut dari pengalaman guru itu sndiri di kelas.

3. Buku ajar itu sama dengan mengupas diri sendiri sebagai guru mata pelajaran yang di ampu. Pengetahuan tentang mata pelajaran ini, guru tersebut yang mendesain indikatornya. Jika kita tahu ruhnya buku, maka mengajar itu sangat mudah. dan luapan emosi kita dalam merancang buku itu akan mengikuti gaya pembuatan buku ini, sehingga buku ini akan tepat sasaran apa yang dibutuhkan siswa, karena yang lebih tahu kebutuhan siswa ini adalah guru yang bersangkutan.

4. Saya ingin sekali bisa membuat buku ajar sendiri dan malam ini dapat tercerahkan dengan materi yang ibu sampaikan. Buku ajar ini berasal dari RPP kita yang kemudian kita tuangkan dalam buku ajar tersebut, kemudian apakah buku ajar ini juga berisi materi dan juga soal-soal sebagai mana buku LKS.

Seperti apa kesungguhan dalam mewujudkan keinginan untuk membuat buku mari buktikan. Buku ajar ini sesuai dengan rancangan yang akan di bangun untuk menyampaikan materi. Desain isi seperti apa, bisa ditentukan sendiri, tentunya dengan mengikuti karakter dan kemampuan siswanya. Ini yg dikatakan bukunya ada ruhnya. 

RPP itu bahasan dari indikator yang syarat dengan kompetensi yang akan dicapai. Langkah-langkah penulisan bukunya akan disesuaikan dengan ide-ide kreatif yang ada dalam angan-angan penulis. Tentunya saat ini siswa kita sudah masuk era gadgeting, jadi kita harus lebih banyak menggunakan buku yang milenial yang dikombain dengan materi yang sesuai, untuk soal-soal dan LKS ini kan rancangan dari guru sendiri, bisa juga di angkat sebagai permasalahan yang harus dituntaskan. 

5. Siswa diberi kebebasan untuk mengasah kemampuannya, maka guru harus punya inisiasi yang super. Bahan ajar yang menarik adalah bahan ajar yang bisa memenuhi kebutuhan siswanya. Siswa akan belajar mandiri yang diberi kebebasan untuk mengolah info dari guru, bagaimana buku yang tepat ini siswa yang belajar mandiri, gurulah yang harus memfasilitasi buku modul. Langkah-langkah pembelajaran dan kegiatannya disatukan dalam buku Modul atau buku Panduan, mengikuti kriteria penulisan buku modul.

6. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan Rencana Tugas Semester Mahasiswa (RTM). Buku  ajar saat ini memang di sarankan mengikuti siswa yg kekinian. Aplikasi, sangat bagus apalagi menciptakan sendiri aplikasi dan implementasinya, Buku hasil PTK, bisa masuk sebagai buku referensi yang bobotnya tinggi, KUMnya bisa 40 full, masuk juga sebagai buku monograf, karena PTK adalah bagian dari hasil penelitian.


"Guru merupakan sosok yang akan ditiru, guru sebagai model yang akan menjadi figur, daya pandang siswa tak terukur karena melihat sosok guru idaman.

Torehan guru menjadi prasasti bagi siswa, maka lantas guru mau seenaknya tanpa harus menjawab kebutuhan siswa yang sesungguhnya??

Sungguh tidak manusiawi jika seorang guru tidak merancang pembelajaran yang sesuai kebutuan siswa.

Marilah kita menjadi seorang guru yang memiliki komitmen untuk menghargai diri sendiri sebagai seorang yang sangat ditunggu siswa.

Jadilah guru yang kreatif, desainlah pembelajaran yang menarik, buatlah buku sebagai hasil karya guru yang ditunggu".

Hal utama sebagai penulis buku adalah menguasai penguasaan ilmu, kemampuan berbahasa, dan paling penting adalah punya komitmen. (Dr. Mudifatun Isriyah)


Demikian sedikit penjelasan mengenai materi buku ajar. Diharapkan penjelasan ini bisa memberikan gambaran langkah-langkah membuat buku ajar dengan berbagai jenis dan prinsip-prinsip dasarnya yang sudah dijelaskan di atas.

Terakhir, sebagai penutup, dari berbagai informasi yang dijelaskan di atas mudah-mudahan bisa menjadi fondasi pemahaman para guru/ dosen untuk mempunyai buku ajar, baik dengan cara mengumpulkan dan meramu berbagai informasi sesuai kebutuhan, ataupun dengan cara membuat sendiri buku ajar yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan di masing-masing tempat.

Bagaimanapun, guru/ dosen merupakan sebuah profesi yang mengandalkan adanya latar belakang pendidikan sehingga penguasaan materi, penguasaan tentang membaca dan penguasaan tentang menulis sudah include di dalam diri guru/ dosen itu sendiri.

Oleh karena itu, menguasai bidang ilmu, membaca, dan menulis merupakan modal guru/ dosen dalam menjalankan profesinya. Kalaupun ada kekurangan atau hal yang perlu ditingkatkan, hal itu merupakan sebuah kewajaran, karena proses pembelajaran itu dilakukan seumur hidup.

Semoga penjelasan ini bisa bermanfaat, dan terus semangat bagi semua guru/ dosen yang ada di seluruh Indonesia. Terutama sekali bagi guru/ dosen yang ada di daerah-daerah yang agak jauh dari ketersediaan fasilitas memadai untuk melaksanakan sebuah proses pembelajaran. 

Tetap semangat Berliterasi!!!

Selasa, 28 Maret 2023

KBMN 28-RESUME 17-TIPS MENULIS PUISI

 TIPS MENULIS PUISI











Gelombang     : 28

Resume           : 17

Hari,Tanggal   : Rabu, 15 Februari 2023

Tema               : Menulis Puisi

Judul               : Tips Belajar Menulis Puisi

Narasumber     : Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd

Moderator       : Sim Chung Wei, SP


Malam ini pelatihan menulis di KBMN Gelombang 17 menghadirkan narasumber Ibu Hj. E. Hasanah, M.Pd dan moderator Bapak Sim Chung Wei, SP. Materi mala mini tentang Menulis Puisi.

Ibu Dr. Hj. E Hasanah, M.Pd atau lebih akrab dipanggil Bunda Hasanah telah berkiprah di dunia pendidikan sebagai guru di MAN Cibadak sejak 1994-2015, pendiri Yayasan Pendidikan Halima AL Azhar (kursus, kober, dan TK Halima Bojonggenteng di tahun 2002 sampai sekarang), sebagai Pengawas Madrasah Aliyah di Kankemenag Sukabumi (2015-sekarang) serta staf pengajar di STAI Kharisma Cicurug. Untuk mengenal lebih dekat mari kita simak profil beliau : https://hasanahhalima.blogspot.com/2023/02/profil-e-hasanah.html.

Menulis puisi itu memang mengasyikkan karena kita dapat mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dalam bentuk sebuah tulisan yang bermakna. Menulis puisi juga sebagai luapan emosi pelepas penat dalam diri. Dengan pilihan kata diksi yang indah membuat pembaca ikut hanyut dalam suasana sang pencipta puisi. Kemampuan menulis ada dalam setiap orang namun perlu selalu dikembangkan agar menarik dan enak dibaca. Tak sedikit puisi yang abadi sepanjang masa seperti puisi Chairil Anwar dan sastrawan lainnya.

Dalam pemaparan materinya Bunda Hasanah menyampaikan bahwa menurut KBBI puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan baris. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Puisi disebut juga sajak. Menurut H.B. Jassin puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.


Macam-macam puisi yang populer sampai saat ini, antara lain :

1.   Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik.

2.   Puisi berpola adalah puisi yang mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris, seperti belah ketupat, jajar genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain.

3.   Puisi dramatik adalah puisi yang memiliki persyaratan dramatik yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang.

4.   Puisi lama adalah puisi yang  belum dipengaruhi oleh puisi barat, seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal.

5.   Puisi  mbeling adalah sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang, sajak main-main.

 Untuk menulis puisi kita harus mengetahui strukturnya terlebih dahulu.

Struktur fisik puisi antara lain :

1.   Berbentuk baris-bait

2.   Pemilihan kata (diksi) indah dan memiliki kekuatan makna

3.   Menggunakan majas atau bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyiar

4.   Persamaan bunyi (rima) di baris/ akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi

Dari berbagai macam puisi tersebut di atas maka puisi dibedakan menjadi 2 yaitu puisi lama dan puisi baru.

Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan (rima), banyak suku kata di tiap baris.

Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Ciri-ciri puisi lama:

1.   Tidak diketahui nama pengarangnya

2.   Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan

3.   Sangat terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait

Jenis puisi lama:

1. Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

Contoh: mantra untuk mengobati orang dari makhluk halus

Sihir lontar pinang lontar

Terletak diujung bumi

Setan buta jembalang buta

Aku sapa tidak berbunyi

 

2. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi

Contoh : pantun nasihat

Sungguh elok emas permata

Lagi elok intan baiduri

Sungguh elok budi bahasa

Jika dihias akhlak terpuji

 

4. Taibun yaitu pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6, 8, atau 10 baris

Contoh :

Anak orang di padang tarap

Pergi berjalan ke kebun bunga

Hendak ke pekan hari setiap senja

Di sana sirih kami kerekap

Meskipun daunnya berupa

Namun rasanya berlain juga


Ciri-ciri puisi baru:

1. Memiliki bentuk yang rapih dan simetris (sama)

2. Persajakan akhir yang teratur

3. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain.

4. Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)

Jenis-jenis puisi baru:

1.   Balada yaitu puisi berisi kisah/ cerita

2.   Himne adalah puisi pujaan untuk menghormati tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air

3.   Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu

4.   Epigram yaitu puisi yang berisi tuntunan/ ajaran hidup

5.   Romansa adalah puisi yang berisi luapan cinta kasih

6.   Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/ kesedihan

7.   Satire yaitu puisi yang berisi sindiran/ kritik


Dari materi dan praktik membuat puisi menjadikan penulis lebih peka terhadap instuisi, mengolah kata yang teratur dan indah, serta melengkapi tulisan bertambah banyak, baik tulisan fiksi maupun non fiksi. 

Selanjutnya Penjelasan dalam sesi tanya jawab:

1. Cara menulis puisi yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah-kaidah, harus memperhatikan diksi, Rima, irama, larik, bait dan lainnya. Serta disesuaikan dengan jenisnya

Pantun itu jenis puisi lama.

Membuat puisi agar terdengar lebih tersentuh dengan cara mencari istilah/kata kiasan itu dengan banyak membaca dan bisa buka kamus diksi.

 2. Dalam struktur fisik puisi (unsur wujud puisi disebutkan salah satu point yaitu tentang diksi. Cara untuk memilih kata-kata indah dan memiliki kekuatan makna adalah bahwa diksi itu pilihan kata-kata yang akan kita gunakan dalam puisi, hasil pemilihan secara cermat dengan pertimbangan makna, susunan bunyi, ataupun hubungan kata itu dgn kata2 lainnya dalam larik atau bait.

3.  Pantun:

Ada tamu bernama Pak Kasim,

Makan bersam adengan rendang,

Selamat malam Koko Sim,

Perkenalkan saya Elok Dewi dari Padang.

 

Hari ini begitu gerah,

Lalu Ayah melepaskan dasi,

Senang belajar bersama bunda E Hasanah,

Jangonya menulis dan berpuisi.


Langkah atau cara kita biar puisi kita penuh dengan diksi dan majas.

1) kumpulkan dulu diksinya,

2) bisa dengan membuka kamus diksi

3) perhatikan irama atau bunyi diksinya,

4) bisa dengan memilih kata yang sulit dipahami pembaca

5. mencari kata dengan mengacu pada sumber terpercaya dan baku

6. carilah diksi yang sering digunakan penyair, terus mengembangkan puisinya.


Terakhir moderator mengucapkan terimakasih banyak kepada Bunda Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd atas paparan materi membuat puisi, serta motivasinya yang luar biasa bagi penulis pemula, semoga menjadi amal jariyah untuk beliau. Tak lupa kita berdo’a semoga kita semua selalu bersemangat untuk menulis apapun setiap hari dan merasakan keajaiban datang, menghasilkan karya dan bisa menginspirasi orang banyak.