TIPS MENULIS BUKU AJAR
Hari,Tanggal : Senin, 20 Februari 2023
Tema : Menulis Buku Ajar
Judul : Tips Menulis Buku Ajar
Narasumber :Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd
Moderator : Mutmainah
“Tahu kau mengapa aku sayangi? kau lebih dari siapapun. Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.
(Pramudya
Ananta Toer)
“Menulislah
dengan tulisan jelek,
karena tulisan yang bagus hanya bonus dari kebiasaan".
Menulis merupakan tingkat literasi paling tinggi setelah mendengar, berbicara, dan membaca. Meskipun menulis tidak mudah namun harus tetap dilakukan sebagai bukti kita ikut memberikan sesuatu bagi peradaban. Tanpa meninggalkan tulisan manusia akan semakin mudah dilupakan. (Ustadzah Emut)
Anda mungkin akan terkejut ketika membuat buku ajar dan ternyata buku
tersebut banyak digunakan oleh ribuan sekolah. Tentu saja royalty bukunya ikut
bertambah dan jangan kaget akan ada uang ratusan juta masuk ke rekening anda.
Ini hanya berbagi semangat saja, dan semoga bapak ibu bisa bertanya langsung
kepada pakarnya". (Dr. OmJay)
2. Pentingnya BA dalam pembelajaran
3. Buku Ajar dan Buku Hasil Penelitian/Hasil Pemikiran
4. Cara Penulisan Buku Ajar
5. Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar
Buku ajar diharapkan tidak bertumpu pada penerbit besar yang menyeragamkan materi di semua sekolah. Buku ajar itu harus disesuaikan dengan kondisi dan potensi lokalitas masing-masing, dan idealnya lahir dari lokal sesuai dengan keadaan dan kondisi masing-masing.
a.Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.
b.Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis atau pun tidak tertulis.
c. Bahan
ajar cetak
- Buku Teks
- Buku Referensi dan Monograf.
- Bahan ajar mandiri: Modul,
Panduan, Atlas/ Peta, Diagram/Poster, Brosur/ Leaflet/ Manual.
d. Bahan
ajar non-cetak
- Internet/Web Based
Courses/e-learning
- CAI (Pembelajaran
Berbantuan Komputer)
- Slide
- Video/TV
- Audio/Radio
e. Buku Ajar
Merupakan salah satu bentuk bahan ajar, yaitu bahan ajar cetak tadi. Dalam pengertian resminya, buku ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001)
2. Pentingnya Buku Ajar Dalam Pembelajaran
Posisi buku ajar sangat penting dalam proses pembelajaran, maka buku ajar harus disusun dengan secara cermat dan tepat. Arti penting dari buku ajar itu adalah:
1) Guru/dosen lebih banyak waktu
untuk memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa. Bahan penting yang sudah
tersedia dalam buku ajar akan memberikan waktu bagi guru/dosen untuk melakukan
hal lain yang terkait erat dengan bidang studi.
2) Siswa dapat belajar sekalipun
tidak ada guru. Keaktifan guru di sekolah tidak menjamin seorang guru akan
menemani para siswa setiap waktu di sekolah. Sering ada kondisi mendadak,
persoalan keluarga, rapat dinas dan lain sebagainya yang menyebabkan guru tidak
berada di kelas. Adanya bahan ajar, justru menjadi solusi kelas yang bisa menjawab
soal, merangkum, menganalisa dan sebagainya, walaupun guru tidak ada.
3) Siswa dapat belajar kapan dan
di mana saja. Buku ajar adalah termasuk buku cetak sehingga mempelajarinya
tidak tergantung pada tempat dan waktu. Ia bisa dipelajari dimanapun dan
kapanpun di luar jam sekolah
4) Siswa tidak terlalu tergantung
kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi. Jika konsep pendidikan
sebelumnya, guru adalah tokoh yang dijadikan sebagai sumber tunggal dalam
belajar. Sedangkan sekarang, guru selain sebagai salah satu sumber belajar,
juga bisa sebagai pendamping atau fasilitator yang menggiring siswa sesuai
dengan kemampuannya
5) Siswa bisa belajar dengan kecepatan masing-masing sesuai dengan potensi. Kemampuan orang berbeda-beda, daya serap dan daya tangkap tentu berlainan pula. Buku ajar memberikan setiap orang untuk berproses sesuai dengan kemampuan dan pemahaman masing-masing.
Buku ajar wajib diwujudkan oleh seorang guru karena mengacu pada Trilogi Pembelajaran, yaitu: Tujuan, Strategi, dan Penilaian. Seorang guru memiliki
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengajarnya yaitu dengan menulis
buku ajar sendiri sesuai mata pelajaran yang diampu dan sesuai dengan
karakteristik siswa.
3. Keuntungan yang didapat dari menulis buku ajar bagi guru/dosen, diantaranya :
1) Promosi & Kenaikan Pangkat
2) Mendapatkan insentif
3) Finansial-Royalti
4) Eksistensi diri
5) Media Ekspresi
6) Branding Personal dan Institusi
7) Penguatan Keilmuan
8) Eksistensi diri
9) Penguatan
keilmuan.
4. Buku
Ajar dan Buku Hasil Penelitia/ Hasil Pemikiran
a. Naskah sebagai
pembelajar akan menghasilkan beberapa jenis buku ajar, yaitu:
1) Buku Ajar
Buku pegangan suatu mata pelajaran/mata kuliah yang ditulis dan disusun
oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah pembelajaran (sesuai Rencana
Pembelajaran) serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.
2) Buku Modul
Buku dalam bentuk modul-modul terpisah sesuai
dengan pokok bahasan. Disusun berdasarkan rancangan pembelajaran, dan
disebarluaskan kepada mahasiswa/siswa untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran
3) Diktat
Buku untuk suatu mata pelajaran/mata kuliah yang
ditulis dan disusun oleh pengajar, mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan
disebarluaskan kepada peserta didik
4) Petunjuk
Praktikum
Buku pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara, persiapan,
pelaksanaan, analisis data pelaporan, ditulis oleh dosen/guru atau tim
dosen/tim guru yang menangani kegiatan praktikum dan ditulis dengan
kaidah-kaidah tulisan ilmiah
5) Naskah Tutorial
Bahan rujukan untuk kegiatan tutorial suatu mata pelajaran/mata kuliah yang disusun/ditulis dengan kaidah tulisan ilmiah.
b. Naskah sebagai
peneliti akan menghasilkan buku-buku teks umum,
1) Buku Referensi: hasil penelitian atau hasil
pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang substansi, pembahasannya
pada suatu bidang ilmu, ditulis dengan mengikuti kaidah ilmiah dan
disebarluaskan secara resmi
2) Monograf: hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang membahas hanya pada satu hal saja dalam suatu bidang ilmu.
5. Ciri-ciri Perbedaan Buku Ajar dengan Buku Teks
Secara umum, naskah atau buku dibedakan menjadi buku ajar dan buku teks.
a. Ciri-ciri Buku Ajar:
1). Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mahasiswa.
2). Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3). Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
4). Strukturnya berdasarkan kompetensi yang akan dicapai.
5). Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.
6). Selalu memberikan rangkuman.
7). Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa
8). Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.
9). Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa.
10).Mencantumkan petunjuk penggunaan buku ajar.
b. Ciri-ciri Buku Teks pada umumnya:
1). Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca umum, dipasarkan secara luas.
2). Tidak selalu menjelaskan tujuan pembelajaran.
3). Disusun secara linier.
4). Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu (content).
5). Belum tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.
6). Belum tentu ada rangkuman.
7). Materi buku teks sangat luas
8). Dikemas untuk dijual secara umum.
9).Tidak ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai.
10).Tidak memberikan petunjuk cara mempelajarinya.
6. Cara Penulisan Buku Ajar
Buku ajar dalam dunia pendidikan sangatlah penting karena akan menjadi suluh bagi guru/ dosen dan siswa/mahasiswa dalam melakukan proses pembelajaran. Setelah membahas mengenai pengertian, arti penting dan berbagai jenis buku ajar, sekarang akan diarahkan pada bagaimana menulis buku ajar.
Ada tiga model yang ditawarkan, dalam langkah-langkah menyusun buku ajar:
a. Penataan Informasi (compilation text)
Guru/Dosen dapat melakukan kompilasi bahan dari berbagai sumber yang telah beredar di pasaran berdasarkan silabus/RPS yang telah disusun.
Prosedur kompilasinya sebagai berikut:
1) Kumpulkan seluruh buku,
artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata
pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS.
2) Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
3) Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
4) Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.
5) Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan Kajian/BAB.
6) Bahan-bahan yang sudah
dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Bahan Kajian kemudian dijilid
rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada siswa/mahasiswa).
7) Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut.
b. Pengemasan Kembali (information repackaging)
Guru/Dosen melakukan pengemasan kembali dari sumber-sumber yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai dalam silabus/RPS.
Caranya:
1). Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan.
2). Informasi tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah).
3) Kemudian ditambahkan dengan informasi berikut:
a) Kemampuan/kompetensi yang akan dicapai.
b) Petunjuk belajar bagi siswa/mahasiswa.
c) Latihan.
d) Ringkasan.
e) Umpan balik.
f) Evaluasi formatif.
c. Menulis Sendiri (starting from scratch)
Guru/Dosen menulis sendiri berdasarkan kepakaran atau keahliannya berdasarkan silabus/RPS mata pelajaran/ mata kuliah yang diampunya. Ada beberapa modal yang seharusnya dan sewajarnya dimiliki oleh guru/ dosen sehingga buku ajar itu perlu ditulis oleh guru/ dosen itu sendiri. Modal tersebut adalah:
1) Guru merupakan pakar dalam bidangnya (menguasai bidang ilmu).
2) Guru mempunyai kemampuan menulis.
3) Guru memahami kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu yang dibinanya.
4) Guru memiliki kemampuan mendesain pembelajaran.
d. Prosedur Kompilasi
1) Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS.
2) Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
3) Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
4) Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.
5) Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan Kajian/BAB.
6) Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Bahan Kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagi kepada mahasiswa).
7) Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut.
e. Prosedur Pengemasan Kembali Informasi
1) Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (RPS + RTM)
2) Informasi
tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang
sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah),
3) Tambahkan: Kemampuan/kompetensi yang akan dicapai. Petunjuk belajar bagi mahasiswa. Latihan. Ringkasan. Umpan balik. Evaluasi formatif.
7. Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pemilihan materi buku ajar yaitu :
a. Prinsip Relevansi
Materi pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa/mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.
b. Prinsip Konsistensi/Keajegan
Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun dari taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat macam.
c. Prinsip Kecukupan
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
8. Sistematika Buku Ajar
Sistematika yang digunakan untuk menulis buku ajar biasanya tergantung dari penerbit, tetapi sebagai seorang guru juga memiliki kesiapan untuk menata outline buku sendiri yaitu:
Pendahuluan
Penyajian
Penutup
Daftar Pustaka
Senarai (glossary)
Pertimbangan lain yang dapat memotivasi dalama penulisan buku ajar oleh guru/dosen dengan menulis sendiri adalah karena guru merupakan pakar dalam bidangnya (menguasai bidang ilmu), mempunyai kemampuan menulis, memahami kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu yang dibinanya, dan memiliki kemampuan mendesain pembelajaran.
1) Pendahuluan, terdiri dari:
a). Deskripsi singkat berupa gambaran umum
tentang cakupan bab tersebut.
b). Relevansi antara bab tersebut dengan
pengalaman yang telah dimiliki siswa atau manfaat bagi siswa.
2) Tinjauan Mata Pelajaran:
a) Prakata
b) Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi Mahasiswa
c). Identitas Mata Kuliah
d). Deskripsi Singkat Isi Buku Ajar
e). Kegunaan Mata Kuliah bagi Mahasiswa
f). Capaian Pembelajaran Mata kuliah
3) Penyajian:
a). Uraian atau penjelasan materi (sesuai dengan jenis
materi) dan diikuti dengan contoh-contoh.
b). Ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi.
c). Tugas dan Latihan yang dilakukan siswa setelah
membaca uraian materi.
d) Rangkuman/ringkasan dari konsep atau prinsip
yang dibahas.
4) Penutup, terdiri dari:
a). Penilaian, konsisten dengan rumusan indikator dan
Kemampuan Akhir.
b). Umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil belajarnya (kunci jawaban tes).
c). Tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
SENARAI, berupa daftar istilah teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan.
DAFTAR INDEX (jika diperlukan).
Penjelasan Tambahan Melalui Tanya Jawab:
1. Buku
ajar berasal dari RPP, kemudian kita tuangkan dalam buku ajar tersebut. Buku
ajar ini juga berisi materi dan juga soal2 sebagai mana buku LKS. Buku ajar ini
isinya sesuai dengan rancangan yang akan di bangun untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Desain
isi seperti apa itu yg tentukan sendiri, tentunya mengikuti karakter dan kemampuan
siswanya. Ini yg dikatakan bukunya ada ruhnya.
RPP itu bahasan dari indikator yang syarat dengan kompetensi yang akan dicapai. Langkah-langkah penulisan bukunya akan disesuaikan dengan ide-ide kreatif yang ada dalam angan-angan penulis.
Tentunya saat ini siswa kita sudah masuk era gadgeting, maka kita harus lebih banyak menggunakan buku yang milenial yang dikombain dengan materi yang sesuai. untuk soal-soal dan LKS ini akan rancangan dari guru sendiri, bisa juga diangkat sebagai permasalahan yang harus dituntaskan.
2. Caranya
untuk menuliskan sebuah referensi didalam buku ajar. Buku referensi ini adalah
hasil penelitian yg didukung oleh beberapa temuan sebelumnya yang bisa
mendukung hasil penelitian secara ilmiah, dan ini sangat mengkerucut.
Buku referensi itu berdasakan
penelitian, sedang buku ajar hasil desain seorang guru dari RPSnya.
Cara
mengkolaborasikan antara referensi ke buku ajar, tentunya adalah guru bisa mengambil
cuplikan hasil penelitian atau materi yang sangat menarik di antara materi yang
sudah disiapkan diangkat menjadi sebuah buku ajar, ini menarik sekali, seperti
buku milik ibu Narasumber yang menang tersebut, adalah hasil penelitian di
kampus karena menarik saat itu perlu ilmu tentang belajar jarak jauh terutama
ilmu Bimbingan Konseling yaitu bagaimana siswa/mahasiswa memiliki sikap
menghormati/menghargai guru/dosen dalam belajar, ini yg sy angkat dlm buku saya
tersebut, ini namanya buku bernovelty, buku yang ada ruhnya.
Bapak ibu bisa
mengangkat salah satu rancangan yang sudah tersedia, ambil salah satunya baru
di carikan teorinya, sebagai bahan referensi terkait keilmuan tersebut. Jadilah
buku ajar yang sangat menarik dan sangat dibutuhkan oleh siswa karena guru
mengangkat buku tersebut dari pengalaman guru itu sndiri di kelas.
3. Buku ajar itu sama dengan mengupas diri sendiri sebagai guru mata pelajaran yang di ampu. Pengetahuan tentang mata pelajaran ini, guru tersebut yang mendesain indikatornya. Jika kita tahu ruhnya buku, maka mengajar itu sangat mudah. dan luapan emosi kita dalam merancang buku itu akan mengikuti gaya pembuatan buku ini, sehingga buku ini akan tepat sasaran apa yang dibutuhkan siswa, karena yang lebih tahu kebutuhan siswa ini adalah guru yang bersangkutan.
4. Saya ingin sekali
bisa membuat buku ajar sendiri dan malam ini dapat tercerahkan dengan materi
yang ibu sampaikan. Buku ajar ini berasal dari RPP kita yang kemudian kita
tuangkan dalam buku ajar tersebut, kemudian apakah buku ajar ini juga berisi
materi dan juga soal-soal sebagai mana buku LKS.
Seperti apa kesungguhan
dalam mewujudkan keinginan untuk membuat buku mari buktikan. Buku ajar ini
sesuai dengan rancangan yang akan di bangun untuk menyampaikan materi. Desain
isi seperti apa, bisa ditentukan sendiri, tentunya dengan mengikuti karakter
dan kemampuan siswanya. Ini yg dikatakan bukunya ada ruhnya.
RPP itu bahasan dari
indikator yang syarat dengan kompetensi yang akan dicapai. Langkah-langkah
penulisan bukunya akan disesuaikan dengan ide-ide kreatif yang ada dalam angan-angan
penulis. Tentunya saat ini siswa kita sudah masuk era gadgeting, jadi kita harus
lebih banyak menggunakan buku yang milenial yang dikombain dengan materi yang
sesuai, untuk soal-soal dan LKS ini kan rancangan dari guru sendiri, bisa
juga di angkat sebagai permasalahan yang harus dituntaskan.
5. Siswa diberi kebebasan untuk mengasah kemampuannya, maka guru
harus punya inisiasi yang super. Bahan ajar yang menarik adalah bahan ajar
yang bisa memenuhi kebutuhan siswanya. Siswa akan belajar mandiri yang diberi
kebebasan untuk mengolah info dari guru, bagaimana buku yang tepat ini
siswa yang belajar mandiri, gurulah yang harus memfasilitasi buku
modul. Langkah-langkah pembelajaran dan kegiatannya disatukan dalam buku
Modul atau buku Panduan, mengikuti kriteria penulisan buku modul.
6. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan Rencana Tugas Semester Mahasiswa (RTM). Buku ajar saat ini memang di sarankan mengikuti siswa yg kekinian. Aplikasi, sangat bagus apalagi menciptakan sendiri aplikasi dan implementasinya, Buku hasil PTK, bisa masuk sebagai buku referensi yang bobotnya tinggi, KUMnya bisa 40 full, masuk juga sebagai buku monograf, karena PTK adalah bagian dari hasil penelitian.
"Guru merupakan sosok yang akan ditiru, guru sebagai model yang akan menjadi figur, daya pandang siswa tak terukur karena melihat sosok guru idaman.
Torehan guru menjadi prasasti bagi siswa, maka lantas guru mau seenaknya tanpa harus menjawab kebutuhan siswa yang sesungguhnya??
Sungguh tidak manusiawi jika seorang guru tidak merancang pembelajaran yang sesuai kebutuan siswa.
Marilah kita menjadi seorang guru yang memiliki komitmen untuk menghargai diri sendiri sebagai seorang yang sangat ditunggu siswa.
Jadilah guru yang kreatif, desainlah pembelajaran yang menarik, buatlah buku sebagai hasil karya guru yang ditunggu".
Hal utama sebagai penulis buku adalah menguasai penguasaan ilmu, kemampuan berbahasa, dan paling penting adalah punya komitmen. (Dr. Mudifatun Isriyah)
Demikian
sedikit penjelasan mengenai materi buku ajar. Diharapkan penjelasan ini bisa
memberikan gambaran langkah-langkah membuat buku ajar dengan berbagai jenis dan
prinsip-prinsip dasarnya yang sudah dijelaskan di atas.
Terakhir, sebagai penutup, dari berbagai informasi yang dijelaskan di atas mudah-mudahan bisa menjadi fondasi pemahaman para guru/ dosen untuk mempunyai buku ajar, baik dengan cara mengumpulkan dan meramu berbagai informasi sesuai kebutuhan, ataupun dengan cara membuat sendiri buku ajar yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan di masing-masing tempat.
Bagaimanapun, guru/ dosen merupakan sebuah profesi yang mengandalkan adanya latar belakang pendidikan sehingga penguasaan materi, penguasaan tentang membaca dan penguasaan tentang menulis sudah include di dalam diri guru/ dosen itu sendiri.
Oleh karena itu, menguasai bidang ilmu, membaca, dan menulis merupakan modal guru/ dosen dalam menjalankan profesinya. Kalaupun ada kekurangan atau hal yang perlu ditingkatkan, hal itu merupakan sebuah kewajaran, karena proses pembelajaran itu dilakukan seumur hidup.
Semoga penjelasan ini bisa bermanfaat, dan terus semangat bagi semua guru/ dosen yang ada di seluruh Indonesia. Terutama sekali bagi guru/ dosen yang ada di daerah-daerah yang agak jauh dari ketersediaan fasilitas memadai untuk melaksanakan sebuah proses pembelajaran.
Tetap semangat Berliterasi!!!